Salah satu pilihan saya mengatasi suntuk adalah mengunjungi pusat perbelanjaan. Dan salah satu tempat favorit adalah counter buku atau toko buku yang biasanya ada di pusat perbelanjaan tersebut. Tak ingat pasti sejak kapan kebiasaan ini bermula, tapi yang saya ingat waktu itu sedang melanjutkan pendidikan di luar kota.
Kebiasaan ini berlanjut hingga sekarang tapi sekarang tentu saja saya tidak bisa pergi sendiri. Biasanya saya menghabiskan waktu untuk membaca beberapa halaman buku atau bagian ringkasannya jika kebetulan ada salah satu buku yang plastic wrap nya terbuka. Tapi dari sekian buku yang dibaca, saya biasanya hanya membeli satu atau dua buah buku saja. Salahsatu jenis buku yang biasa saya pilih diantaranya adalah buku tentang masakan.
Naaah, yang ingin saya ceritakan adalah salah satu koleksi yang sering menjadi rujukan saya sewaktu memasak terutama masakan rumahan. Jika dilihat dari penampilan bukunya, dibanding buku memasak lain buku ini termasuk yang sangat sederhana, diterbitkan oleh sebuah perusahaan penerbitan dari kota Surabaya. Covernya menggunakan glossy paper yang sangat tipis isinya menggunakan kertas buram. Isinya tanpa dilengkapi foto sama sekali.
Saya membeli buku ini sekitar dua puluh tahunan lalu. Dibandingkan buku - buku memasak lain yang saya beli belakangan, yang penampilanya lebih cantik hingga lebih indah saat dipajang di lemari buku, buku ini berpenampilan sangat sederhana. Buku ini berisi jauh lebih banyak resep dalam satu buku dibanding buku masak 'cantik', tapi sepertinya semuanya sudah teruji.
Karena biasanya saya memasak dalam jumlah sedikit, tentu saja akhirnya komposisi bahannya diadaptasikan sesuai masakan yang saya buat.
Buku ini berisi banyak sekali variasi bumbu masakan. Judul buku di cover nya adalah 1001 resep masakan lengkap, penulisnya bernama Lusiana Wijaya dan S. Rina Tofani, penerbitnya Apollo Surabaya. Saya bolak - balik bukunya, tidak dicantumkan tahun berapa terbitnya. Di halaman pertama tertulis 'paket PKK' tapi tak ada penjelasan rinci apa hubungan buku ini dengan kegiatan ibu - ibu PKK.
Mungkin itu menjadi tidak penting, lebih baik melihat buku ini bagi ibu rumah tangga yang sedang belajar memasak seperti saya. Meski awalnya, dengan melihat penampilan luarnya sangat meragukan ternyata buku ini sangat layak dijadikan rujukan.
Kali ini saya ingin membuat variasi masakan dari telor. Niatnya ingin dibuat masakan yang tidak pedas agar anak saya bisa ikut makan, saya ingin membuat opor telor. Di buku ini tidak ada resep opor telur yang ada opor ayam. Dan karena ingin membuat dalam jumlah yang lebih sedikit, saya mengadaptasikan jumlah bumbu yang digunakan.
6 butir telur ayam, rebus matang, kupas
4 gelas santan sedang (dari 1/2 butir kelapa tua)
1 lembar daun salam
1 batang serai
1/2 lembar daun jeruk
garam (saya gunakan kurang lebih 1 sendok teh peres)
gula pasir (saya gunakan kurang lebih 3 sendok teh)
2 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu halus : 4 butir bawang merah
2 siung bawang putih
3 butir kemiri
seujung sendok teh ketumbar
seujung sendok teh jinten
seujung sendok teh merica
1/4 ruas jari lengkuas
Cara membuat :
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dengan api kecil hingga matang dan harum.
2. Masukkan santan, salam, serai dan daun jeruk, aduk hingga mendidih .
3. Masukkan telur, masak terus sambil diaduk aduk hingga bumbu meresap (saya memasak hingga santan tersisa kurang lebih dua pertiganya).
Meski dibuat agak kental, alhamdulillah anak saya menyukai opor telur buatan ibunya. Dia memang suka makanan tradisional bahkan yang mengandung banyak rempah seperti ini asalkan tidak pedas.
No comments:
Post a Comment