Tanaman ini bukanlah tanaman yang berkategori tanaman pangan, tapi pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional dikenal sangat luas di masyarakat, terutama tentang khasiatnya dalam mengatasi wasir atau ambeien.
Di halaman rumah pun tumbuh pohon ini yang saya sendiri lupa asal - usulnya dari mana. Tak pernah sampai besar dan berdaun lebat karena banyak yang 'menggemari' daun handeuleum ini, bukan hanya tetangga yang memerlukannya untuk mengatasi wasir atau ambeien namun juga ulat bulu yang bentuknya besar - besar, hitam dan panjang. Tapi, alhamdulillah meski tak pernah tumbuh maksimal dengan daun lebat namun tetap mampu bertahan hidup selama bertahun - tahun lamanya.
Meski kerap diserang ulat terutama di musim kemarau, tumbuhan ini cukup tangguh hingga tanpa memerlukan penanganan khusus tetap bisa bertahan hidup hingga sekarang. Rasanya dari sejak ditanam hingga kini belum pernah tanaman ini diberi pupuk bahkan pupuk organik dari kotoran hewan atau dari sisa tumbuhan dan sampah dapur hasil pengomposan di rumah sekalipun.
Ada cerita unik tentang daun handeuleum ini. Sebelum menanam tanaman handeuleum 'asli' ini saya sempat menanam sejenis tanaman hias dengan daun berbentuk oval yang sangat mirip dengan daun handeuleum. Tanaman hias berdaun ungu ini dengan mudahnya tumbuh subur di halaman dan keberadaannya sangat menyegarkan mata. Kehadirannya mengundang minat tetangga untuk memanfaatkannya sebagai obat (karena dikira handeuleum). Karena sama - sama tidak tahu, saya tidak mencegah tetangga mengambil daun tersebut. Sehari sesudah dipetik, tetangga menjemur daun handeuleum 'gadungan' tersebut (untungnya tidak dimanfaatkan langsung pada hari yang sama), saya tiba - tiba ditunjuki seseorang tanaman daun handeuleum yang asli. Maka langsung saya hubungi tetangga tersebut dan memberitahunya bahwa daun yang berwarna ungu yang sedang dijemur tersebut bukanlah daun handeuleum. Alhamdulillah, kami masih terlindungi dari hal yang mungkin bisa membahayakan kesehatan.
Demi mencegah kekeliruan di lain hari saya langsung eliminir tanaman hias mirip daun handeuleum palsu tersebut, saya buang hingga ke akar - akarnya.
Baru di kemudian hari saya dapatkan bibit handeuleum yang asli, yang sampai saya menulis ini saya berusaha mengingat - ingat masih belum jelas bagaimana saya bisa mendapatkan bibit (stek batang) tersebut (aneh hehe...).
Tapi tak masalah dapat darimana, yang penting sekarang yang ada di halaman benar - benar daun handeuleum yang asli. Saya selalu mengatakan "silakan" pada siapapun yang membutuhkan apapun yang ada di halaman rumah (meski jika yang diambil adalah buah - buahan yang masih sangat muda (pentil orang Sunda bilang) kadang suka menyayangkan juga, karena biasanya yang mengambil adalah anak - anak yang akhirnya jadi mubazir). Alhamdulillah, daun handeuleum ini termasuk yang memiliki banyak peminat khusus.
Naaah, lalu apa sajakah sebenarnya manfaat atau khasiat tanaman berdaun ungu yang juga disebut daun wungu yang memiliki nama latin Graptophylum pictum hingga banyak orang membutuhkannnya?
Daun Wungu berdasarkan pengalaman turun temurun dalam pengobatan tradisional di masyarakat digunakan untuk mengatasi ambeien, melancarkan haid, diuretik (melancarkan buang air kecil), mengobati reumatik/encok dan mengobati bisul.
Sedangkan menurut beberapa publikasi hasil penelitian ilmiah ternyata daun wungu/handeuleum yang telah melalui proses ekstraksi tertentu memiliki pengaruh terhadap proses penyembuhan luka pada hewan percobaan. Selain itu hasil ekstraksi daun wungu ini terbukti memiliki kemampuan analgesik (penghilang rasa sakit) dan anti jamur.
Dengan segala manfaat dan khasiatnya tanaman ini layak dijadikan salah satu koleksi tanaman di halaman rumah.
No comments:
Post a Comment