Sunday, September 11, 2016

DAUN DADAP 'KOMPRES' PENURUN DEMAM TRADISIONAL

Oleh ; Resna Natamihardja

     Ketika hendak menuliskan cerita tentang daun dadap, seperti biasa terlebih dahulu melakukan 'studi pustaka' (hehe..) mencari literatur/publikasi hasil penelitian ilmiah tentang tanaman yang akan saya ceritakan.  Meski rangkuman dari hasil - hasil penelitian tersebut hanya kan menjadi sebuah paragraf singkat mengenai hasil hasil penelitian tersebut.  Bahkan kesimpulan tersebut bukan hanya ditulis dengan sangat singkat namun juga dalam bahasa yang sangat sederhana.  Mengingat saya bukanlah pakar, akademisi atau yang memiliki kapabilitas untuk menerangkan secara rinci sebuah hasil penelitian.

     Hasil pencarian saya tidak memberikan data seperti yang saya duga.  Tak banyak hasil publikasi penelitian ilmiah tentang daun dadap yang saya dapat. Bahkan hasilnya agak mngherankan bagi saya.

     Mengapa saya sedikit terheran - heran karena saya memiliki pengalaman yang menunjukkan bahwa kebiasaan turun temurun  masyarakat di sekitar saya bukanlah hal tanpa alasan.  Satu pengalaman yang membekas di benak saya.

   Waktu itu saya masih duduk di sekolah menengah pertama dan menjelang malam saya merasa badan saya agak hangat dan batuk - batuk cukup sering.  Waktu saya mencari obat, ternyata di rumah tidak tersedia obat batuk ataupun obat penurun demam (karena seingat saya orang tua juga jarang memiliki persediaan obat di rumah, orang tua saya biasanya hanya memberikan obat setelah mengunjungi dokter dan menebus obat yang diresepkan oleh dokter).  

     Teringat pengalaman waktu kecil di kampung bersama nenek (seingat saya pohon dadap yang tumbuh di halaman rumah waktu itu juga ada kaitannya dengan nenek dan kakek saya, batang setek untuk bibitnya  berasal dari kampung nenek dan kakek saya) dan karena tidak tahan dengan gangguan batuk sekitar pukul delapan malan saya pergi ke halaman rumah mengambil beberapa lembar daun dadap lalu beranjak ke dapur mengambil sedikit kapur sirih.  Saya remas  dan balurkan sekitar area dada, leher punggung yang terjangkau tangan.  Jika bisa disebut ajaib, batuk dan demam saya reda hingga keesokan harinya saya kembali bugar dan bisa beraktivitas seperti biasa.

     Pemanfaatan daun dadap dalam keluarga kami memang terbatas hanya untuk 'kompres' penurun demam (mungkin fungsinya mirip 'kompres' demam produk industri farmasi yang biasanya ditempel di dahi, bedanya 'kompres' daun dadap (dan kapur sirih) diusapkan terutama di leher, dada dan punggung).  Meski sebagian tetangga ada juga yang memanfaatkan untuk obat batuk dengan cara meminum sari/air perasannya sejumlah beberapa sendok makan.

     Di salah satu publikasi akademis tentang daun dadap ini dikatakan bahwa daun dadap ini tak memiliki pengaruh apapun terhadap demam.  Saya memang orang awam yang tidak memiliki kewenangan ilmiah untuk mengatakan barangkali ada yang terlewat dalam penelitian tersebut.  Seperti identifikasi jenis demam yang bisa 'diselesaikan' oleh daun dadap ini atau mungkin metode pengobatan yang berbeda dengan yang biasa dilakukan orang tua jaman dulu (menurunkan demam dengan balur/oles campuran dadap dan kapur sirih), entahlah. 

     Saat ini saya memiliki daun dadap di halaman samping rumah.  Ukuran batang dan daunnya rasanya sejak ditanam (stek batang) memang lebih besar dibanding daun dadap yang pernah saya buktikan khasiatnya puluhan tahun silam (meski untuk mempraktekan hal yang sama kadang malas karena ketidakpraktisannya, padahal mungkin metode ini jauh lebih aman daripada meminum obat penurun demam).  Saya tidak tau apakah karena varietas yang berbeda atau karena bibit pohon yang ditanam sekarang berasal dari pohon yang sudah sangat tua.

     Sampai sekarang tetangga terutama yang memiliki anak atau cucu yang masih kecil masih kerap memanfaatkan daun dadap ini.  Bahkan kadang jika pada saat mengambil daun di rumah sedang tidak ada orang atau sudah larut malam, mereka akan 'lapor' jika bertemu.  Saya senang bisa berbagi (jika materi mungkin terbatas, hal semacam ini seperti tak bernilai tapi bermanfaat).  Seperti pernah saya utarakan, sejak awal saya memang selalu mempersilakan siapapun yang membutuhkan apapun yang tumbuh di halaman untuk mengambil sesuai apa yang dibutuhkan.

     Hasil pencarian saya memang tak sepenuhnya mengecewakan karena di beberapa publikasi hasil penelitian yang lain saya temukan juga hasil penelitian yang menunjukkan manfaat atau khasiat daun dadap ini meski bukan yang berkaitan dengan demam atau batuk.

     Dalam publikasi hasil penelitian ilmiah dari daun dadap ini, diantaranya bahwa ekstrak daun dadap dengan kadar tertentu terbukti berfungsi menjadi anti radang pada hewan percobaan .  Daun dan batang daun dadap juga mengandung senyawa kimia aktif biologis yang membuatnya potensial menjadi bahan dasar obat herbal anti kanker payudara dan anti malaria. 

No comments:

Post a Comment