Menyambung posting tentang gorengan tempe yang kalah popularitasnya dibanding mendoan yakni cipe. Kali ini saya ingin memunculkan resep mendoan untuk memperlihatkan perbedaan cipe dengan mendoan. Beda yang paling jelas terdapat pada penggunaan bumbu aromatik yang lebih kuat. Adanya kencur yang menjadi ciri khas aroma mendoan selain penggunaan bawang putih yang dominan. Selain itu bentuk mendoan dengan tempe tipis lebar yang terselimuti adonan tepung, sementara pada cipe tempenya hanya menempati kurang lebih seperempat luas cipe sisanya tepung (sepertinya saya juga sering membuat cipe dengan bentuk yang menyalahi 'aturan' hehe...).
Resep mendoan ini pertama kali saya dapat dari edisi cetak sebuah tabloid wanita yang terbit bertahun - tahun lalu. Saya tidak bisa merinci nama tabloid dan tahun terbitnya karena klipping tersebut saya buat tanpa menyertakan data terbitannya. Saya juga menambahkan bumbu lalin seperti kemiri berdasar informasi dari seorang ibu penjual mendoan. Ibu ini tentu saja tidak menjelaskan secara rinci rahasia dapurnya tapi hanya menyebutkan jenis bumbu yang dipergunakannya saja dan salah satu yang disebutkannya adalah kemiri yang tidak tercantum dalam resep mendoan di tabloid tersebut.
Perpaduan resep dan cara membuat dari tabloid ditambah informasi dari ibu penjual mendoan inilah yang saya gunakan untuk menyajikan mendoan di rumah. Inilah resep dan cara membuat mendoan yang dibuat di rumah :
100 gram tepung terigu serbaguna
25 gram tepung beras
200 ml air
1 batang daun bawang, iris halus
6 iris tempe tempe, kurang lebih ukuran 5 x 5 x 1/2 cm
garam (saya gunakan 1/3 sendok teh garam)
gula pasir (saya gunakan seujung sendok teh sebagai pengganti kaldu bubuk/penyedap)
Bumbu halus : 2 siung bawang putih
seujung sendok teh ketumbar
1 ruas jari kencur
2 butir kemiri
Cara membuat :
1. Campurkan bumbu halus dengan semua bahan lain kecuali tempe. Cicipi rasanya, sempurnakan garam dan gulanya jika dirasa kurang.
2. Celupkan tempe ke dalam adonan tepung.
2. Panaskan minyak, goreng sampai tempe dan adonan tepungnya matang tapi tidak sampai kering (saya biasa menggoreng dengan api kecil agar mendoan matang merata).
Di resep yang terdapat dalam tabloid menggunakan kaldu bubuk sebagai penyedap tapi dalam pembuatan mendoan di rumah saya jarang membubuhkan penyedap ke dalam adonan pencelupnya.
Mendoan ini enaknya disajikan hangat - hangat karena semakin lama disajikan sejak diangkat dari penggorengan rasanya akan menjadi 'gaaleun' (hemm...apa ya padanan kata 'gaaleun dalam bahasa Indonesia...pokoknya mengeras begitu deh...)
Mendoan ini enak dimakan sebagai tambahan menu nasi pecel atau bisa juga untuk sarapan bersama dengan lontong (saya biasanya menyajikan untuk suguhan, cipe atau mendoan dengan buras yakni sejenis lontong yang dibuat dengan bentuk khusus dan pembuatannya menggunakan santan atau parutan kelapa muda).
No comments:
Post a Comment