Monday, August 15, 2016

SARAPAN BUBUR AYAM DI BUBUR H. JENAL - TASIKMALAYA

Oleh : Resna Natamihardja
   
     Untuk yang sedang berkunjung ke Kota Tasikmalaya dalam rangka urusan pekerjaan dan bisnis atau bahkan sekedar mampir hanya untuk berwisata kuliner, salah satu menu sarapan pagi yang layak dicoba adalah Bubur Ayam H. Jenal.  Lokasi tempat makan bubur ini ada di salah satu gang yang terdapat di Jalan R. Ikik Wiradikarta (atau yang terkenal dengan sebutan Jalan Kalektoran) Kota Tasikmalaya.  Meski terletak di dalam gang lokasinya mudah dikenali dari papan berwarna kuning yang dipasang di jalan masuk ke dalam gang.  Bagi yang memilih menginap di salah satu hotel yang terletak di sekitar Jalan Yudanegara ataupun Jalan Ikik Wiradikarta itu sendiri, lokasi ini mudah dijangkau bahkan dengan berjalan kaki.

     Keberadaan penyedia menu makanan yang sangat cocok untuk sarapan ini sudah cukup lama.  Yang saya ingat sewaktu remaja sesekali saya pernah diajak almarhum Bapak menikmati makan pagi di sini.  Tempat ini terkenal sejak dulu.  

 
     Bangunan kedai ini biasa saja, berbentuk ruangan persegi panjang, berukuran kurang lebih 4 x 7 m2 berisi beberapa set kursi untuk fasilitas tempat duduk pengunjung.  Keunikan yang tetap sama dari dulu tentang tempat ini adalah banyaknya kalender yang terpasang di dinding, semua kalender yang dipasang adalah kalender tahun yang sedang berjalan.

     Meski rasanya enak keluarga kami tak terlalu sering mampir ke sini.  Rasanya yang premium diimbangi dengan harganya yang juga premium untuk seporsi bubur.  Terakhir kami ke tempat ini, kebetulan berempat dengan Eyangnya Naura (ibu saya), kami memesan 4 mangkok bubur dengan rincian 2 mangkok berisi masing masing satu porsi dan 2 mangkok lagi berisi setengah porsi,  jumlah keseluruhan yang harus dibayar adalah delapan puluh ribu rupiah (perkiraan saya yang satu porsi harganya duapuluh lima ribu rupiah dan yang setengah porsi harganya lima belas ribu rupiah).  Tapi meskipun harganya tidak ekonomis sebagai menu sarapan di sebuah kota kecil, setiap kami datang (pagi hari di akhir pekan,) tempat ini selalu penuh dengan pengunjung.

     Dalam satu mangkok bubur berisi bubur, irisan cakue, cincang ayam, sejumput irisan bawang daun dan sedikit tongcai.  Makanan pendamping bubur biasanya tersedia dalam toples besar di atas meja, namun harganya tidak termasuk dalam paket bubur (paket bubur hanya untuk bubur dan secangkir teh tawar).  Makanan pendamping yang khas di sini adalah emping goreng berukuran jumbo.

     Sepertinya pengelola bubur ayam ini sudah beralih ke generasi kedua. terlihat dari penyajinya yang sekarang adalah bapak - bapak muda namun kedai bubur ini tetap laris dan rasanya pun tetap sama.  Pengunjungnya banyak yang berusia sudah lanjut seusia orangtua saya kemungkinan mereka pelanggan setia sejak dulu.

     Meski harganya premium tapi untuk pemburu kuliner lezat, tempat makan ini layak dikunjungi sebagai salah satu pilihan wisata kuliner.   Beberapa kedai bubur ayam yang saya temui di luar kota memasang trademark bubur ayam Mang Jenal (mungkin karena memang penjulanya kebetulan sama - sama bernama Pak Jenal ya hehe..) tapi beberapa yang saya datangi ternyata menu bubur yang tersaji tidak sama dengan bubur ayam yang disajikan di sini.  Jadi untuk yang kebetulan sedang berada di Kota Tasikmalaya,  tempat ini menjadi salah satu ikon yang sayang untuk dilewatkan.

No comments:

Post a Comment