Saturday, August 27, 2016

RESEP MASAKAN KERANG : KIJING BUMBU PESMOL

Oleh : Resna Natamihardja

     Beberapa waktu lalu saya mengunjungi adik yang tinggal di daerah Banjarsari - Ciamis sebelah selatan.  Pagi hari saat pulang kami menyempatkan diri mampir ke pasar Banjarsari, rencananya ingin membeli ikan gabus.  Di pasar ini biasanya terdapat ikan gabus dalam ukuran besar - besar (bisa sampai lebih sekilo seekor).

     Yang unik di pasar ini diantaranya adalah kendati secara geografis berlokasi di Jawa Barat tapi banyak orang berkomunikasi dalam bahasa Jawa Banyumasan terutama para pedagangnya.  Namun saya tak sempat mewawancarai (hehe...) asal usul bapak - bapak dan ibu - ibu yang berkomunikasi dalam bahasa Banyumasan ini.

     Dari perburuan terhadap ikan gabus, saya mendapatkan bahan makanan unik lain yang dijual oleh pedagang di sebelah penjual ikan gabus yakni Kijing (atau ada juga yang menyebutnya Toe).  Kijing adalah sejenis kerang air tawar yang berukuran besar.

     Saya ingat waktu kecil dulu jika 'ngabedahkeun balong' (memanen ikan dari kolam dengan cara mengeringkan airnya ) di Banjarsari, kampung halaman ibu saya salah satu obyek buruan sampingan adalah Kijing ini.  Binatang ini hidup di dalam lumpur.  Sepupu saya yang tinggal di daerah ini bisa mendeteksi keberadaan Kijing ini dengan melihat gerakan lumpur.  Sekali 'ngabedahkeun balong' dulu (saya tidak tahu apakah sekarang masih sama) bisa didapat berkarung - karung Kijing atau Toe ini.

     Kendati saya pernah melihat di salah satu tayangan televisi, Kijing ini juga biasa digunakan sebagai tambahan pakan untuk bebek, tapi karena rasanya yang menurut saya enak dan saya suka, dibeli juga Kijing ini.  Harganya ternyata memang murah, hanya dua puluh ribu rupiah satu kilo, saya membeli setengah kilo.  Kijing/Toe yang dijual di pasar ini sudah dalam keadaan siap masak, sudah dikupas kulitnya.

    Karena tak tahu keamanan bahan makanan ini apalagi untuk anak - anak, saya memutuskan untuk memasaknya dengan bumbu yang agak pedas, maksudnya untuk memudahkan dalam menghalangi anak saya ikut mencicipi makanan ini, karena untungnya dia tidak suka pedas.

    Saya membolak - balik buku 1001 masakan lengkap tulisan Ibu Lusiana Wijaya dan S Rina Tofani terbitan Apollo Surabaya yang pernah saya ceritakan.  Tentu saja di sini tidak sada masakan berbahan dasar King atau Toe.  Setelah membayangkan bagaimana kira - kira jadinya setelah menjadi masakan lengkap, saya memutuskan memasak Kijing menggunakan bumbu 'Pesmol' yang biasa diterapkan untuk ikan.

     Dan inilah resep dan cara membuat Kijing bumbu Pesmol yang sudah saya buat :

                                                                                      Bahan :
250 gram Kijing/Toe/Kerang besar air tawar
4 cabai rawit merah ukuran besar dibelah empat
1 batang serai
1 lembar daun salam
3 kuntum daun kemangi
1 cangkir air
2 sendok makan minyak sayur
garam (saya gunakan 1/2 sendok teh)
gula (saya gunakan 1/2 sendok teh)
1 iris lengkuas

Bumbu pesmol halus : 3 siung bawang putih
                                  3 butir bawang merah
                                  1 butir cabai merah
                                  6 butir kemiri
                                  1 ruas jari kunyit tua
                                  1 ruas jari jahe
                                  seujung sendok teh merica

Cara membuat :
1.  Panaskan minyak sayur, tumis bumbu dengan api kacil hingga matang dan harum, masukkan garam, gula, serai, salam, lengkuas, daun kemangi dan air,biarkan hingga mendidih.
2.  Besarkan apinya dan masukkan kijing, masak hingga airnya meresap habis.  Terakhir masukkan irisan cabai rawit.  Angkat dan sajikan.
 
     Hal yang menjadi catatan dalam memasak Kijing ini adalah Kijing tiak boleh dimasak terlalu lama karena tekstur dagingnya akan terasa alot.

     Kijing atau Toe ini berbeda dengan haremis atau remis, perbedaannya terletak antara lain pada ukuran, warna cangkang dan tempat hidupnya.  ukuran Kijing jauh lebih besar daripada haremis.  Warna cangkang haremeis cenderung dominan berwarna kuning sedangkan Kijing biasanya berwarna cenderung kehitaman.  dan kendati sama - sama hidup di dalam lumpur, haremis lebih banyak terdapat di air yang mengalir sedangkan kijing banyak terdapat di kolam atau rawa.

Friday, August 26, 2016

TELUR BUMBU OPOR

Oleh : Resna Natamihardja

     Salah satu pilihan saya mengatasi suntuk adalah mengunjungi pusat perbelanjaan.  Dan salah satu tempat favorit adalah counter buku atau toko buku yang biasanya ada di pusat perbelanjaan tersebut.  Tak ingat pasti sejak kapan kebiasaan ini bermula, tapi yang saya ingat waktu itu sedang melanjutkan pendidikan di luar kota.

     Kebiasaan ini berlanjut hingga sekarang tapi sekarang tentu saja saya tidak bisa pergi sendiri.  Biasanya saya menghabiskan waktu untuk membaca beberapa halaman buku atau bagian ringkasannya jika kebetulan ada salah satu buku yang plastic wrap nya terbuka.  Tapi dari sekian buku yang dibaca, saya biasanya hanya membeli satu atau dua buah buku saja.  Salahsatu jenis buku yang biasa saya pilih diantaranya adalah buku tentang masakan.

     Naaah, yang ingin saya ceritakan adalah salah satu koleksi yang sering menjadi rujukan saya sewaktu memasak terutama masakan rumahan.  Jika dilihat dari penampilan bukunya, dibanding buku memasak lain buku ini termasuk yang sangat sederhana, diterbitkan oleh sebuah perusahaan penerbitan dari kota Surabaya.  Covernya menggunakan glossy paper yang sangat tipis isinya menggunakan kertas buram.  Isinya tanpa dilengkapi foto sama sekali.

     Saya membeli buku ini sekitar dua puluh tahunan lalu.  Dibandingkan buku - buku memasak lain yang saya beli belakangan, yang penampilanya lebih cantik hingga lebih indah saat dipajang di lemari buku, buku ini berpenampilan sangat sederhana.  Buku ini berisi jauh lebih banyak resep dalam satu buku dibanding buku masak 'cantik', tapi sepertinya semuanya sudah teruji.

     Karena biasanya saya memasak dalam jumlah sedikit, tentu saja akhirnya komposisi bahannya diadaptasikan sesuai masakan yang saya buat.

     Buku ini berisi banyak sekali variasi bumbu masakan.  Judul buku di cover nya adalah 1001 resep masakan lengkap, penulisnya bernama Lusiana Wijaya dan S. Rina Tofani, penerbitnya Apollo Surabaya.  Saya bolak - balik bukunya, tidak dicantumkan tahun berapa terbitnya.  Di halaman pertama tertulis 'paket PKK' tapi tak ada penjelasan rinci apa hubungan buku ini dengan kegiatan ibu - ibu PKK.

     Mungkin itu menjadi tidak penting, lebih baik melihat buku ini bagi ibu rumah tangga yang sedang belajar memasak seperti saya.  Meski awalnya, dengan melihat penampilan luarnya sangat meragukan ternyata buku ini sangat layak dijadikan rujukan.

     Kali ini saya ingin membuat variasi masakan dari telor.  Niatnya ingin dibuat masakan yang tidak pedas agar anak saya bisa ikut makan, saya ingin membuat opor telor.  Di buku ini tidak ada resep opor telur yang ada opor ayam.  Dan karena ingin membuat dalam jumlah yang lebih sedikit, saya mengadaptasikan jumlah bumbu yang digunakan.

     Inilah resep dan cara membuat Opor Telur yang saya gunakan :

Bahan Opor Telur :

6 butir telur ayam, rebus matang, kupas
4 gelas santan sedang (dari 1/2 butir kelapa tua)
1 lembar daun salam
1 batang serai
1/2 lembar daun jeruk
garam (saya gunakan kurang lebih 1 sendok teh peres)
gula pasir (saya gunakan kurang lebih 3 sendok teh)
2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu halus : 4 butir bawang merah
                      2 siung bawang putih
                      3 butir kemiri
                      seujung sendok teh ketumbar
                      seujung sendok teh jinten
                      seujung sendok teh merica
                      1/4 ruas jari lengkuas

Cara membuat :

1.  Panaskan minyak, tumis bumbu halus dengan api kecil hingga matang dan harum.                  
2.  Masukkan santan, salam, serai dan daun jeruk, aduk hingga mendidih .
3.  Masukkan telur, masak terus sambil diaduk aduk hingga bumbu meresap (saya memasak hingga santan tersisa kurang lebih dua pertiganya).  

     Meski dibuat agak kental, alhamdulillah anak saya menyukai opor telur buatan ibunya.  Dia memang suka makanan tradisional bahkan yang mengandung banyak rempah seperti ini asalkan tidak pedas.            

   

Wednesday, August 24, 2016

CIPE : VARIAN LAIN GORENGAN TEMPE

Oleh : Resna Natamihardja

     Sebenarnya sebutan 'mendoan' untuk gorengan tempe yang sengaja tidak dibuat matang penuh sewaktu kecil jarang saya dengar.  Tapi entah mengapa seiring meningkatnya popularitas 'mendoan' sebagai oleh - oleh khas Banyumas (Purwokerto) nama gorengan tempe di daerah Priangan dan sekitarnya diganti dengan sebutan 'mendoan'.

     Banyak rumah makan atau warung nasi yang saya datangi menawarkan 'mendoan' dalam daftar menunya. Rasanya tentu saja berbeda dengan 'mendoan' asli Banyumas yang aromanya khas.  Pencantuman nama makanan dengan nama lain yang identik dengan jenis makanan serupa kemungkinan untuk mempermudah 'penyampaian informasi' pada konsumen, sehingga penjualnya tidak perlu susah payah menjelaskan deskripsi makanan yang dijualnya.

    Padahal ada nama lain untuk makanan jenis ini yang biasa digunakan terutama di pedesaan di Tasikmalaya.  Yakni Cipe, singkatan dari aci dan tempe komponen utama pembuatannya.

     Namun di Tasikmalaya ada juga warung nasi tutug oncom terkenal yang menggunakan istilah Cipe untuk gorengan tempe yang dibuatnya.  Dan penjualnya tak perlu menguraikan jenis produk yang dijualnya karena Cipe nya digoreng di depan pengunjung.  Cipe ini memiliki kelezatan yang berbeda dari mendoan , mendoan lebih kaya bumbu aromatik dengan kekhasan tersendiri.  

     Cipe hangat memang teman yang cocok untuk dimakan bersama dengan nasi tutug oncom atau nasi cikur.  Apalagi dicocolkan pada sambal goang yang memang sudah menjadi menu tambahan standar nasi tutug oncom selain lalap dan sedikit ikan asin.

     Dan kali ini saya menyajikan resep cipe yang biasa saya buat di rumah dengan bahan dan cara membuat sebagai berikut :

Bahan pembuatan cipe :
8 iris tempe ukuran kurang lebih 6 x 6 x 1/2 cm
1 gelas tepung terigu serbaguna atau protein rendah
1 gelas air
1 batang daun bawang diiris  1/2 cm
1/2 sendok teh peres garam (bisa ditambah jika kurang)
1/4 sendok teh gula (saya gunakan sebagai pengganti penyedap/kaldu bubuk)

Bumbu halus : 3 butir bawang merah
                      1 siung bawang putih
                      1/4 sendok teh ketumbar

Cara membuat :
1.  Campurkan semua bahan kecuali tempe dalam satu wadah aduk hingga rata, diamkan kurang lebih 1 jam.
2.  Celupkan tempe ke dalam adonan tepung.
3.  Goreng dalam minyak panas yang banyak sampai matang tapi tidak sampai kering.

     Komposisi tepung yang digunakan bisa disesuaikan dengan keinginan.  Jika menginginkan cipe yang lebih lembut bisa digunakan tepung terigu seluruhnya, tapi bisa juga menggunakan cempuran tepung terigu dan tepung beras dengan perbandingan 1 : 1/2 atau menggunakan tepung terigu, tepung beras dan tepung tapioka dengan perbandingan 1 : 1/2 : 1/2.

     Jadi mengapa harus mengenalkan varian berbeda dari gorengan tempe dengan nama yang sama jika masing - masing meiliki kekhasan yang berbeda.  Mungkin rumah makan di daerah Priangan perlu lebih percaya diri mengenalkan Cipe dalam daftar menunya bisa saja dengan tambahan keterangan Cipe sebagai 'mendoan van Priangan'.

     Untuk melihat perbedaan Cipe dan Mendoan silakan baca : MENDOAN : VARIAN GORENGAN TEMPE PALING POPULER
     

Tuesday, August 23, 2016

'GREEN' GOYOBOD : MINUMAN KHAS PRIANGAN TIMUR

Oleh : Resna Natamihardja

     Tak mudah menemukan penjual minuman goyobod di kota saya saat ini.  Penganan berbahan dasar sagu aren, sirup gula, santan dan es serut ini sekarang sudah jarang yang menjual.  Tak seperti minuman sejenis yakni cendol yang tetap eksis hingga sekarang, popularitas goyobod dari waktu ke waktu justru semakin menurun.  Padahal dulu goyobod adalah minuman populer.

     Saya punya kenangan tentang penjual es goyobod di kampung tempat nenek - kakek dari bapak dia biasa datang dan menandai keberadaannya dengan kliningan (sejenis lonceng).  Goyobodnya biasa dibuat dengan perpaduan warna putih dengan variasi merah.  Goyobod yang belum dipotong (masih utuh) ditempatkan di dalam wadah bernama 'palastrang' yakni wadah berbentuk bulat dengan lapisan enamel.  Cairan gulanya berbahan gula pasir dengan pewarna merah.  Begitu kliningannya berbunyi, kami cucu - cucu berlarian ke arah tempat tukang goyobod mangkal diikuti nenek yang berjalan mengikuti di belakang.

     Terkenang dengan es goyobod merah putih saya ingin membuat goyobod tapi entah mengapa malah ingin membuat yang berbeda dengan goyobod original versi zaman zaman kanak - kanak dulu.

     Saya punya buku memasak 'jadoel' yang didapat saat jalan - jalan ke sebuah counter buku di sebuah swalayan di kota tempat kuliah dulu (di sekitar tahun 1996), buku itu belum pernah dimanfaatkan sampai sekarang.  Judul bukunya Kue - Kue Manasuka penulisnya Sitti Nur Zainuddin terbitan Dian rakyat edisi tahun 1982 (edisi pertamanya bahkan terbit sebelum saya lahir, tahun 1971).  Waktu itu tersedia hanya satu - satunya dan saya juga sedikit heran buku terbitan lama masih terdisplay di antara buku - buku lain yang masih baru.  Di balik halaman covernya tertulis bahwa buku tersebut merupakan buku teks pelengkap pendidikan tingkat SLTA.

   
    Saya cari resep goyobod di buku tersebut ternyata tidak ada.  Alhasil saya memilih resep cendol untuk saya coba.  Pertama kali, saya membuat goyobod sesuai resep standar cendol yang dimuat disana.  Rasanya kurang 'sluurp' menurut saya (susah juga cari padanan kata 'ngageleser' - bahasa sunda dalam bahasa Indonesia hehe...).  Saya ujicoba kedua kali (setengah resep) dengan tambahan air lebih banyak, hasilnya 'sluurp' langsung mengalir di kerongkongan.

     Karena niatnya ingin membuat minuman yang lebih sehat maka tak ada pewarna dibubuhkan di sana tapi menggunakan daun suji dan daun pandan untuk menghasilkan warna hijau.

     Dan inilah resep dan cara membuat minuman goyobod versi saya :

Bahan goyobod :
1/2 gelas tepung sagu aren
Diblender lalu di saring : 3 gelas air
                                     7 lembar daun suji
                                     1 lembar daun pandan buang tulang daunnya
Sirup (saya gunakan sirup gula aren) : gula aren dan air dimasak sampai kental
4 gelas santan (dari 1/4 butir kelapa) dimasak bersama 1/4 sendok teh garam
Es serut

Cara membuat :
1.  Campurkan satu gelas air daun suji dengan tepung sagu aren, aduk hingga larut.
2.  Masak 2 gelas sisa air daun suji hingga mendidih, masukkan larutan tepung sambil terus diaduk.  Teruskan hingga meletup - letup.  
3.  Masukkan goyobod matang ke dalam loyang, biarkan hingga dingin.
4.  Setelah dingin potong - potong goyobod ukuran 1 x 1 cm, masukkan dalam gelas, bubuhi santan, gula merah dan es serut.

     Setelah jadi baru terfikir, sepertinya saya sudah melanggar 'pakem' pembuatan goyobod hehe... karena 'identitas' goyobod harusnya merah dan putih, meski dengan komponen bahan pilihan saya yakin green goyobod jauh lebih sehat.  Tapi difikir - fikir bedanya sama cendol hanya pada bentuknya saja... Yaah, next time saya buat goyobod versi original deh....(belakangan saya dapat informasi di Kota lain ada yang jual goyobod dalam versi es campur yang cukup terkenal).

     Daun suji sekarang sudah jarang digunakan sebagai pewarna karena kurang praktis jika dibandingkan pewarna kimia makanan, padahal disamping fungsinya sebagai pewarna daun suji juga punya banyak khasiat.  Bagi yang belum mengenal seperti apa daun suji silakan baca MANFAAT DAUN SUJI PEWARNA ALAMI YANG KAYA KLOROFIL

Thursday, August 18, 2016

HOMEMADE 'BAKMI DENGAN DAGING ASLI'

Oleh : Resna Natamihardja

     Terinspirasi dari bakmi instan dengan topping daging ayam dan jamur asli yang belakangan 'naik daun' yang kemudian diikuti produk - produk sejenis peniru-nya, terbersit keinginan membuat versi rumahannya.  Rencananya saya akan mengujicoba dengan mengemasnya dalam kemasan satu kali saji, satu bagian mie dan satu bagian ayam dalam satu kemasan untuk disajikan setiap hari untuk minimal tiga hari.

     Resep dan cara membuat topping ayamnya dibuat dengan menduga - duga dari rasa topping ayam dan jamur dalam bakmi yamin instan yang sekarang diikuti produk sejenis dari produsen mi berbeda dengan rasa yang berbeda pula.  Yang tercium kuat disana adalah terutama aroma minyak wijen.  Sedangkan mie nya akan dibuat tetap dengan resep mie tanpa tambahan food additive atau bahan pengenyal kimia hasil industri.  Tapi karena ingin membuat mie yang lebih kenyal, saya mengubah sedikit komposisi tepungnya.

     Dan inilah resep dan cara membuat topping ayam dari bakmi ayam versi rumahan yang saya buat.  Kali ini tanpa jamur karena saya terlewat menuliskan jamur kancing/merang (champignon) dalam list yang dibawa asisten rumah tangga ke pasar.

Bahan Topping Ayam :
200 gram ayam, cincang kasar
1/2 butir bawang bombay ukuran sedang iris sedang
3/4 sendok makan garam
3/4 sendok makan gula
1 sendok teh sus tiram
2 sendok makan minyak wijen
2 sendok makan minyak sayur



Bumbu Halus :            4 siung bawang putih
                                  2 butir bawang merah
                                  seujung sendok teh merica
                                  seujung sendok teh pala


Cara membuat Topping Ayam :
1.  Panaskan minyak sayur, masukkan bumbu halus dan tumis hingga harum.
2.  Masukkan ayam, tambahkan segelas air, masukkan garam, gula, saus tiram dan minyak wijen.
3.  Terakhir masukkan bawang bombay iris hingga layu.

    Topping ayamnya dibuat dengan rasa lebih kuat karena niatnya ingin membuat hamemade mie instant yang praktis, alami dan simpel (mudah untuk disajikan).  Sehingga nantinya cukup dengan meletakkan mie dan topping ayam dalam wadah kaca tahan panas dan dihangatkan dalam microwave atau dikukus, mie ini dalam hitungan menit bisa langsung disajikan.

     Sedang resep dan cara membuat mie nya adalah sebagai berikut :

Bahan Mie Telur Homemade :
150 gram tepung terigu protein tinggi
50 gram tepung tapioka
2 sendok makan minyak sayur
2 sendok makan air
2 butir telur
1/4 sendok teh garam

Cara Membuat Mie Homemade :
1.  Campur semua bahan, uleni hingga kalis.  Diamkan selama satu jam.
2.  Bagi adonan menjadi delapan bagian
3.  Giling mie dengan alat pencetak mie manual dengan menggunakan knob nomor dua.  Taburi hasil gilingan tahap dua ini dengan tepung terigu
4.  Cetak mie dengan alat pencetak.
5.  Siapkan air perebus mie, didihkan air dengan menambahkan minyak.  Setelah mendidih rebus mie selama kurang lebih 3 menit hingga matang.

     Rencana awal, saya akan menyimpan mie matang dan topping ayam dalam freezer untuk ditest setiap hari.  Tapi ternyata saya tidak bisa melanjutkan ujicoba yang direncanakan karena mie nya keburu habis dalam satu hari hehe...

     Resep bakmie yam ini bisa untuk 4 porsi, cara penyajiannya cukup dengan meletakkan mie yang sudah direbus dalam mangkok langsung dibubuhi topping ayam beserta bumbu ayam di atasnya.  Bagi penyuka pedas bisa disajikan dengan saus sambal cabai botolan.

     'Bakmi dengan daging asli' buatan sendiri bebas food additive baik pengenyal maupun pengawet kimia siap dinikmati.

     Untuk yang ingin membuat mie sehat dengan pewarna dari sayuran dengan bumbu topping yang berbeda silakan baca MIE HIJAU ALAMI DENGAN TOPPING AYAM KECAP

Tuesday, August 16, 2016

BAGELEN KERING DARI TOKO ROTI RAMMONA - TASIKMALAYA

Oleh : Resna Natamihardja

     Jika sakit putri saya biasanya menjadi susah makan.  Dia hanya mau makan makanan yang dikehendakinya saja.  Dan kadang dia mau makan jajan pasar seperti serabi kinca atau bubur sumsum.  Salah satu tempat saya membeli jajan pasar ini adalah Toko Roti Rammona yang terletak di Jalan Sutisna Senjaya di Kota Tasikmalaya.  Kendati sudah lama berlokasi di sini tapi keberadaannya saat ini nampak seperti terselip diantara pertokoan dan bank BUMN maupun swasta yang sekarang banyak memilih untuk membuka cabang di jalan ini.

     Bermacam jajan pasar bisa dijumpai di toko roti terkenal di kota Tasikmalaya ini, sepertinya dari supplier yang menitip jual.  Jenis makanan titipan ini sangat beragam, misalnya serabi kinca yang tersedia dalam 2 pilihan dari 2 supplier yang berbeda, kue lapis, kue mangkok, cente manis, bika ambon, risoles, lumpia, bolu kukus, onde - onde, kue sus bahkan klappertaart dan lainnya.  Jajanan favorit saya sejak sekolah dasar jika diajak orangtua membeli jajan pasar di sini adalah risoles bumbu kacang.

     Selain jajan pasar, toko roti ini tentu saja menyediakan beragam roti basah maupun kering dan cake/bolu hasil prosuksinya sendiri.

     Rammona Bakery adalah produsen dan penjual roti legendaris di Kota Tasikmalaya.  Keberadaanya sudah sejak lama.  Saya ingat sewaktu taman kanak - kanak pun jika membawa bekal roti ke sekolah biasanya adalah roti made by Rammona Bakery ini.  Roti kesukaan saya waktu kecil adalah roti isi kacang tanah yang berbentuk bulat.  Biasanya kami membeli dari tukang roti Rammona keliling langganan keluarga yang setiap hari lewat di depan rumah.

     Meski Bakery kekinian banyak terdapat dimana - mana beberapa family yang tinggal di luar kota bahkan yang tinggal di kota besar tapi sempat menjalani masa kecil di kota Tasikmalaya ketika ditawari oleh - oleh akan minta dibawakan roti Rammona, ada yang menyukai roti dengan taburan kismis dan sukade (roti raisin) , ada yang menyukai roti tawar biasa saja.

     Varian roti Rammona ukuran kecil yang disediakan bakery ini semakin banyak jenisnya.  Penyajiannya mengikuti trend kekinian.  Sehingga kendati bakery - bakery baru banyak bermunculan, membuka gerai - gerai di mall - mall di kota Tasikmalaya ini tapi toko roti ini tetap eksis dan banyak peminatnya.  Selain meng up date varian rasa rotinya, lay out tokonya pun mengikuti gaya kekinian.  Roti Rammona memiliki kekhasan rasa yang berbeda dari roti produksi bakery lainnya.  Mungkin itu yang menjadikannya bisa bertahan selama puluhan tahun hingga berganti generasi.

     Saat ini salah satu snack yang kerap dijadikan oleh - oleh khas priangan produksi toko roti ini adalah bagelen kering.  Bagelen ini tidak hanya terdapat di toko atau dijajakn pedagang roti Rammona keliling tapi juga terdapat di toko oleh - oleh, toko swalayan, toko penyedia snack basah maupun kering bahkan di rumah makan/restauran seputar wilayah Priangan (Tasikmalaya, Ciamis dan sekitarnya).    

Monday, August 15, 2016

TEMU KUNCI : BUMBU DAPUR YANG KAYA MANFAAT

Oleh :  Resna Natamihardja

     Temu Kunci merupakan sejenis rimpang yang biasa digunakan sebagai bumbu dalam masakan seperti sayur bening.  Tanaman ini termasuk dalam tanaman dataran rendah yang mudah tumbuh dimana saja tanpa memerlukan perlakuan khusus.  Rimpang kunci bisa didapat dengan cara membeli di pasar ataupun swalayan meskipun keberadaannya jarang karena penggunaan rimpang kunci dalam masakan tak sebanyak penggunaan kencur, kunyit ataupun jahe.

     Ternyata selain fungsinya sebagai bumbu masakan, temu kunci juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.  Berbagai publikasi hasil penelitian menunjukkan khasiat temu kunci untuk tubuh manusia.

     Sebenarnya ketika akan menuliskan catatan tentang temu kunci saya hanya akan bercerita dengan mengaitkan tanaman temu kunci yang tumbuh tanpa pemeliharaan di halaman belakang rumah dengan fungsinya sebagai bumbu dapur.  Namun ketika saya membuka - buka publikasi ilmiah tentang temu kunci saya dibuat merasa surprise dengan kenyataan bahwa temu kunci adalah tanaman yang kaya manfaat untuk kesehatan.

     Tanaman kunci sudah lama menjadi penghuni halaman belakang, mengisi tempat yang sengaja dibuat terbuka tanpa tembok karena merupakan jalur saluran air (PAM maupun sumur).  Ditanam 'tanpa disengaja'.  Waktu itu di tempat penjual sayur, ibu saya mengatakan ingin membuat sayur bening bayam.  Ibu penjual sayurnya yang berasal dari Jawa Tengah langsung menyambut ucapan ibu dengan obrolan seputar pembuatan sayur bening.  Keluarga kami biasanya membuat sayur bening dengan tambahan irisan ataugeprekan rimpang kencur, hingga sayur beningnya mengeluarkan aroma harum segar.  Tapi karena ibu penjual ini memberikan referensi tentang temu kunci untuk sayur bening bayam yang akan dibuat, akhirnya ibu tertarik untuk mencoba dan membeli sedikit temu kunci.  Sisa rimpang bekas pembuatan sayur ini, karena sayang untuk dibuang, saya benamkan ke dalam tanah.

     Luar biasa 'daya juang' tanaman ini untuk tumbuh.  Berkali - kali dipangkas habis bahkan pernah sampai dibongkar karena jarang dimanfaatkan, tapi rupanya sisa rimpang yang tidak ikut terbuang tumbuh lagi dan bertambah banyak.  Akhirnya saya tak lagi berfikir untuk membuangnya paling hanya memangkas kadang bahkan hanya sebagian jika banyak daunnya sudah menguning.

      Naaah, ketika saya ingin menulis kisah 'si rimpang kunci dari pojok belakang rumah ini', saya tergelitik rasa penasaran tentang khasiat lain temu kunci ini.  Ternyata rimpang kunci ini memiliki banyak manfaat hebat.  Di beberapa publikasi hasil penelitian yang tersebar di internet dapat diketahui apa saja manfaat rimpang kunci ini.

     Seperti hasil ekstraksi temu kunci dalam kadar tertentu ternyata memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat dalam darah pada hewan percobaan.  Temu kunci juga memiliki aktivitas biologis sebagai anti oksidan  yakni berperan penting dalam menghambat aktivitas radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.  

     Dengan adanya bukti dari hasil penelitian tersebut maka temu kunci dapat diketegorikan sebagai pangan fungsional yakni pangan yang secara alami dan melalu proses mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian - kajian ilmiah diangggap mempunyai fungsi - fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.  Pangan fungsional lebih bersifat preventif (pencegahan) terhadap penyakit.

     Temu kunci yang nama latinnya Boesenbergia Pandurata bahkan tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh manusia tapi juga hewan.  Salah satu penelitian membuktikan bahwa air perasan temu kunci yang dicampurkan ke dalam pakan bisa meningkatkan imunitas ternak unggas dalam menghadapi paparan virus flu burung.

     Dalam publikasi lainnya bahkan diungkap bahwa salah satu unsur yang terkandung dalam temu kunci dengan proses ilmiah tertentu bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.

     Terkejut dengan fakta tentang manfaat temu kunci yang saya lihat, baru terfikir ternyata selama ini saya sudah berbuat tidak adil pada temu kunci dengan menempatkannya di tempat yang tidak sama dengan jahe, kunyit dan lengkuas hehe....  Rimpang - rimpang ini saya tanam pohonnya di depan rumah dengan perhatian karena penggunaannya yang meluas sebagai bumbu masak.  Sekarang mungkin saya tak akan lagi semena - mena pada si temu kunci yang kaya manfaat ini.

SARAPAN BUBUR AYAM DI BUBUR H. JENAL - TASIKMALAYA

Oleh : Resna Natamihardja
   
     Untuk yang sedang berkunjung ke Kota Tasikmalaya dalam rangka urusan pekerjaan dan bisnis atau bahkan sekedar mampir hanya untuk berwisata kuliner, salah satu menu sarapan pagi yang layak dicoba adalah Bubur Ayam H. Jenal.  Lokasi tempat makan bubur ini ada di salah satu gang yang terdapat di Jalan R. Ikik Wiradikarta (atau yang terkenal dengan sebutan Jalan Kalektoran) Kota Tasikmalaya.  Meski terletak di dalam gang lokasinya mudah dikenali dari papan berwarna kuning yang dipasang di jalan masuk ke dalam gang.  Bagi yang memilih menginap di salah satu hotel yang terletak di sekitar Jalan Yudanegara ataupun Jalan Ikik Wiradikarta itu sendiri, lokasi ini mudah dijangkau bahkan dengan berjalan kaki.

     Keberadaan penyedia menu makanan yang sangat cocok untuk sarapan ini sudah cukup lama.  Yang saya ingat sewaktu remaja sesekali saya pernah diajak almarhum Bapak menikmati makan pagi di sini.  Tempat ini terkenal sejak dulu.  

 
     Bangunan kedai ini biasa saja, berbentuk ruangan persegi panjang, berukuran kurang lebih 4 x 7 m2 berisi beberapa set kursi untuk fasilitas tempat duduk pengunjung.  Keunikan yang tetap sama dari dulu tentang tempat ini adalah banyaknya kalender yang terpasang di dinding, semua kalender yang dipasang adalah kalender tahun yang sedang berjalan.

     Meski rasanya enak keluarga kami tak terlalu sering mampir ke sini.  Rasanya yang premium diimbangi dengan harganya yang juga premium untuk seporsi bubur.  Terakhir kami ke tempat ini, kebetulan berempat dengan Eyangnya Naura (ibu saya), kami memesan 4 mangkok bubur dengan rincian 2 mangkok berisi masing masing satu porsi dan 2 mangkok lagi berisi setengah porsi,  jumlah keseluruhan yang harus dibayar adalah delapan puluh ribu rupiah (perkiraan saya yang satu porsi harganya duapuluh lima ribu rupiah dan yang setengah porsi harganya lima belas ribu rupiah).  Tapi meskipun harganya tidak ekonomis sebagai menu sarapan di sebuah kota kecil, setiap kami datang (pagi hari di akhir pekan,) tempat ini selalu penuh dengan pengunjung.

     Dalam satu mangkok bubur berisi bubur, irisan cakue, cincang ayam, sejumput irisan bawang daun dan sedikit tongcai.  Makanan pendamping bubur biasanya tersedia dalam toples besar di atas meja, namun harganya tidak termasuk dalam paket bubur (paket bubur hanya untuk bubur dan secangkir teh tawar).  Makanan pendamping yang khas di sini adalah emping goreng berukuran jumbo.

     Sepertinya pengelola bubur ayam ini sudah beralih ke generasi kedua. terlihat dari penyajinya yang sekarang adalah bapak - bapak muda namun kedai bubur ini tetap laris dan rasanya pun tetap sama.  Pengunjungnya banyak yang berusia sudah lanjut seusia orangtua saya kemungkinan mereka pelanggan setia sejak dulu.

     Meski harganya premium tapi untuk pemburu kuliner lezat, tempat makan ini layak dikunjungi sebagai salah satu pilihan wisata kuliner.   Beberapa kedai bubur ayam yang saya temui di luar kota memasang trademark bubur ayam Mang Jenal (mungkin karena memang penjulanya kebetulan sama - sama bernama Pak Jenal ya hehe..) tapi beberapa yang saya datangi ternyata menu bubur yang tersaji tidak sama dengan bubur ayam yang disajikan di sini.  Jadi untuk yang kebetulan sedang berada di Kota Tasikmalaya,  tempat ini menjadi salah satu ikon yang sayang untuk dilewatkan.

Thursday, August 11, 2016

MENGOPTIMALKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PANGANDARAN

Oleh : Resna Natamihardja

     Semenjak terpisah dari Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran terus berbenah.  Terlihat jelas bahwa Pangandaran menjadikan eksotisme keindahan alamnya sebagai sektor unggulan kegiatan ekonominya.

     Saat berkunjung ke Pangandaran terakhir kali di akhir libur panjang sekolah pada bulan Juli 2016, saya melihat banyak investor besar sudah mulai berperan serta dalam pengembangan pariwisata di wilayah ini.  Bahkan sepertinya banyak properti di sekitar pantai yang dimiliki orang dari luar Pangandaran.

     Kehadiran investor besar dari luar Pangandaran ini berpengaruh positif bagi pengembangan kepariwisataan di daerah ini dalam penyediaan fasilitas yang diperlukan wisatawan.  Namun jika tidak diikuti kesiapan masyarakat setempat untuk menyikapi kemajuan ini, maka warga Pangandaran bisa jadi hanya menjadi penonton kemajuan wilayahnya sendiri.

     Hal penting dalam industri pariwisata salah satunya adalah keberadaan sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi, memiliki pengetahuan yang memadai untuk turut serta memajukan kepariwisataan.  Tenaga kerja berlatar belakang pendidikan pariwisata akan sangat dibutuhkan seiring pertumbuhan yang berlangsung di Pangandaran.  Pemerintah daerah bisa memfasilitasi dengan menyediakan sarana pendidikan yang menunjang tersedianya tenaga kerja seperti dengan membangun SMK khusus kepariwisataan.

     Selain mendorong peran serta masyarakat melalui antisipasi kebutuhan tenaga kerja, juga diperlukan kesamaan persepsi dengan masyarakat setempat.  Bahwa pembangunan kepariwisataan ini tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

     Masyarakat harus diajak untuk melihat bahwa kendati pembangunan pariwisata banyak melibatkan investor besar yang mungkin tak semuanya masyarakat setempat tapi mereka akan turut merasakan hasil dari kemajuan tersebut misalnya dengan memanfaatkan efek domino yang terjadi.  Kebudayaan seperti kesenian lokal mungkin bisa menjadi suguhan atraksi untuk wisatawan.  Juga jika masyarakat jeli bisa memajukan kuliner tradisional unggulan setempat sehingga wisatawan yang datang tidak hanya untuk menikmati pesona alam tapi  juga berwisata budaya dan kuliner.

     Kami sekeluarga adalah wisatawan yang termasuk sering mengunjungi Pangandaran, selain karena pesona alamnya juga karena lokasinya dekat dengan kota tempat tinggal kami.  Terakhir kali kami berkunjung ke Pantai Pangandaran, kami melihat banyak hal - hal yang masih perlu dibenahi di kawasan wisata Pantai Pangandaran ini.  Terutama berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung.


     Jalur keluar masuk perahu yang mengangkut wisatawan ke tengah lautan yang berbaur dengan tempat wisatawan yang sedang berenang di Pantai Pangandaran misalnya.  Ini tentu bisa membahayakan.  Alangkah lebih baiknya disediakan koridor khusus untuk lalu lintas perahu yang terpisah dari wisatawan yang sedang berenang hingga lifeguard tidak harus selalu berteriak mengingatkan pengunjung setiap ada perahu yang akan mendarat atau berangkat.


     Hal lain yang mungkin agak mengganggu bagi kami sebagai wisatawan yang ingin menikmati eksotisme keindahan Pantai Pangandaran adalah penataan area seputar pantai yang belum maksimal.  Hal pertama yang bisa dilakukan pemerintah setempat sebelum melaksanakan penataan lokasi adalah mebangun kesamaan persepsi misalnya melalui sosialisasi sadar wisata dengan para pelaku pariwisata (seperti para pedagang baik yang mangkal maupun yang berkeliling menawarkan dagangannya serta para pemilik perahu) yang mungkin sudah sekian lama menjadi bagian dari perkembangan pariwisata setempat.  Ini bukan hal yang mudah, karena masyarakat cenderung apriori terhadap kegiatan yang namanya penataan atau penertiban.  Sosialisasi sadar wisata juga diperlukan berkaitan dengan etika dan keramahan terhadap pengunjung.

       Kabupaten Pangandaran dengan keindahan panorama pantainya berpotensi untuk lebih maju lagi.  bahkan informasi yang saya dapat selain mengandalkan keindahan alamnya juga akan melengkapi dengan oyek wisata buatan seperti sea world.

     Potensi kemajuan pariwisata Pangandaran bukan hanya karena kondisi alamnya tapi juga ditunjang dengan keberadaan lokasinya yang mudah dijangkau dari daerah - daerah yang padat penduduk seperti Jakarta dan Bandung.  Transportasinya juga bukan hanya bisa melalui jalur darat namun juga udara dengan adanya Bandar Udara Nusawiru.  Ditambah dengan rencana pembangunan tol Cileunyi - Garut - Tasikmalaya, bahkan kabar yang tak jelas asal usulnya menyebutkan rencana menghidupkan kembali jalur kereta Banjar - Pangandaran yang pernah ada (padahal jika ini benar direalisasikan mungkin kami sekeluarga akan jadi penumpang setianya hehe...).

NOSTALGIA CUP BOLU KUKUS DARI KERTAS ROTI

Oleh : Resna Natamihardja

     Sebenarnya minggu ini saya sudah mengujicoba resep bolu kukus mekar, sesuai semangat meminimalisir food additive saya mencoba resep bolu kukus mekar tanpa emulsifier tapi karena hasilnya belum maksimal, resep tersebut tidak bisa saya posting.  Resepnya masih harus diperbaiki.  Nanti jika hasilnya sudah maksimal baru akan saya tayangkan.

     Tapi saya punya cerita lain dari proses pembuatan bolu kukus tersebut (percaya kan bahkan dari sebuah kegagalan sekalipun ada yang bisa dipelajari...hehe)

     Ketika akan membuat bolu kukus, seingat saya masih ada stok cup kertas di rumah.  Ternyata setelah dicek stok kertas tersebut tidak ada, yang ada sisa kertas roti bekas membuat penganan yang lain.  Saya masih ingat, dulu waktu kecil, ibu saya biasa membuat cup kertas untuk bolu kukus dari kertas roti.  Setelah diingat - ingat tentang cara membuat cup kertas untuk bolu kukus ini, alhamdulillah ingatan saya masih cukup baik tentang cup kertas ini.

     Inilah cara membuat cup kertas 'jadul' yang berhasil saya remake :


1.  Lipat kertas roti 8 bagian ke arah panjang dan 6 bagian ke arah lebar.  Hasil lipatan nampak pada gambar sebelah.  Potong potong kertas sesuai lipatan yang telah dibuat, hasilnya adalah 48 buah bujur sangkar.






2.  Kertas roti berbentuk bujur sangkar ini dilipat bentuk segitiga, buka dan lipat bentuk segitiga kembali pada bagian yang berseberangan.








3.  Letakan cetakan di atas kertas roti. Lipat kertas roti pada bagian pola lipatan yang sudah dibuat sebelumnya seperti pada gambar.


















4.  Letakkan cup kertas yang sudah dilipat ke dalam cetakan dengan cara memasukan cup kertas dan pencetak ke dalam sebuah cetakan lain.









5.  Tumpuk cup kertas yang sudah jadi dengan cara dijepit bagian atas dan bawahnya dengan cetakan.







Cup bolu kukus dari kertas roti buatan sendiri siap digunakan.

Wednesday, August 10, 2016

DAUN PANDAN : PENGHARUM DAN PEWARNA MAKANAN ALAMI

Oleh : Resna Natamihardja

     Saya sengaja merangkaikan catatan tentang daun suji dengan tulisan tentang daun pandan sebagai topik bersambung mengenai pewarna alami pada makanan terutama makanan tradisional.

      Baca :  MANFAAT DAUN SUJI PEWARNA ALAMI YANG KAYA KLOROFIL

     Berbeda dengan daun suji yang penggunaannya terbatas bahkan semakin terbatas karena tergantikan pewarna kimiawi buatan pabrik pada saat ini.  Maka penggunaan daun pandan relatif lebih luas.  Banyak makanan bahkan tidak harus yang yang berwarna hijau sekalipun menggunakan daun pandan sebagai bahan dalam pembuatannya.  Tak heran, tidak seperti daun suji, daun pandan bahkan menjadi salah satu komoditas yang diperjualbelikan di pasar.

     Kebanyakan orang sudah mengenal bentuk dan fungsi daun pandan, tapi untuk melengkapi tulisan ini saya tampilkan foto tanaman daun pandan yang saya ambil dari halaman rumah.

     Daun pandan biasa digunakan sebagai pewangi dalam berbagai makanan tradisional seperti kolak, jajan pasar, minuman bahkan ada yang menggunakannya dalam air pengukus nasi.  Selain untuk mengharumkan, bentuknya yang menarik berpadu dengan aromanya yang wangi membuat daun pandan juga digunakan sebagai ornamen penghias kue.  Bahkan ada sebagian kue tradisional menggunakan daun pandan sebagai 'takir' (wadah).  Ketika mengambil daun pandan dari pohonnya, terdapat sedikit 'ranjau' pada daun pandan yakni adanya duri yang bisa melukai kulit pada ujung daun.

     Di luar fungsinya sebagai pengharum dalam pembuatan makanan, pandan juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat minyak wangi juga digunakan sebagai bagian dalam rangkaian bunga.  Dan sebagaimana halnya dengan daun suji, ternyata daun pandan juga memiliki khasiat bagai kesehatan manusia.

     Dalam satu publikasi hasil penelitian dikatakan bahwa daun pandan memiliki kemampuan sebagai anti kanker, anti mikroba, menurunkan kadar kolestrol dan kadar glukosa darah dan dapat memberikan peningkatan kekebalan tubuh.  Meski untuk dapat memberikan khasiat ini diperlukan prosesur khusus untuk menghasilkan ekstrak dari daun pandan ini.

     Terlepas dari kemampuan daun pandan dalam pengobatan yang mungkin tidak sedahsyat obat - obatan sintetis hasil industri farmasi modern tapi penggunaan daun pandan dalam makanan yang dikonsumsi sehari - hari tentu akan memberikan manfaat positif bagi tubuh daripada pewarna atau pewangi makanan kimiawi buatan pabrik.

     Saya menanam tanaman daun pandan persis di samping pintu pagar belakang, sengaja diletakkan di posisi ini untuk memudahkan siapapun yang membutuhkan atau ingin memanfaatkan daun pandan untuk mengambilnya.  Biasanya daun pandan ini banyak dibutuhkan terutama saat bulan puasa bulan puasa dalam pembuatan penganan kolak untuk takjil.

Monday, August 8, 2016

MANFAAT DAUN SUJI PEWARNA ALAMI YANG KAYA KLOROFIL

Oleh : Resna Natamihardja

     Saya punya kenangan tentang pengalaman lebih dari tiga puluh tahun silam ketika usia Taman Kanak - Kanak hingga Sekolah Dasar.  Di masa itu saya kerap menghabiskan sebagian besar waktu libur sekolah di rumah almarhum - almarhumah nenek dan kakek saya.  Waktu libur yang selalu bertepatan dengan waktu dengan masa puasa ramadhan.  Untuk menu berbuka, nenek sering membuat makanan bubur lemu (bubur sumsum) untuk takjil.  Penganan berbahan dasar tepung beras dan gula merah (hanya kadang saja nenek menambahkan santan ke dalamnya).
  
     Yang membedakan bubur sumsum nenek dengan yang dibuat ibu di rumah adalah warnanya.  Ibu saya biasa membuat bubur sumsum berwarna putih sesuai warna asli bahan dasar sedangkan nenek membuatnya berwarna hijau.  Saya ingat nenek saya menumbuk daun suji dan memeras airnya untuk campuran tepung beras bahan pembuat bubur.  Entah sugesti atau betul - betul rasanya seperti itu, bubur sumsum nenek rasanya lebih 'mendinginkan perut'.

     Menjelang remaja, pernah booming penganan bernama kue putu ayu.  Jajanan pasar berwarna hijau dengan parutan kelapa di dasarnya.  Bentuk kuenya bergerigi mengikuti bentuk cetakannya.  Bahannnya adalah bahan bolu/cake kukus.  Ibu saya menggunakan campuran daun suji dan daun pandan untuk pewarna dan pewanginya.  Kedua daun ini saling melengkapi untuk menyempurnakan nuansa tradisional dalam kue  putu ayu.  Daun suji memberikan warna hijau yang lebih pekat daripada daun pandan, sedangkan daun pandan selain memberikan warna hijau meski tipis tapi menghadirkan aroma wangi yang khas.

     Di masa sekarang ini daun suji semakin jarang digunakan dalam pewarnaan makanan.  Orang - orang (termasuk saya hehe..) lebih menyukai penggunaan pewarna makanan buatan pabrik dengan alasan kepraktisan.  Padahal selain fungsinya memberikan warna hijau, daun suji juga memiliki khasiat tambahan.

     Tanaman daun suji yang digunakan untuk pewarna makanan berbeda dengan tanaman hias yang sekarang banyak disebut dengan pohon suji juga.  Karena fungsinya yang sudah tergantikan dengan pewarna kimiawi, sudah jarang orang menanam daun suji di pekarangan rumahnya.  Tapi di rumah saya masih menanamnya di sudut barat halaman depan rumah.  Bentuk tanaman suji untuk pewarna makanan nampak dalam foto yang saya tampilkan di halaman ini.

      Dulu ada tetangga yang suka memanfaatkan daun suji ini untuk diminum seperti jamu, tak tahu pasti untuk pengobatan penyakit apa.  Tapi sekarang tidak lagi.

     Karena rasa ingin tahu, saya mencari tulisan yang berisi publikasi hasil penelitian ilmiah tentang daun suji dari perguruan tinggi di Indonesia.  Dan saya baru mengetahui ternyata daun suji menyimpan banyak potensi manfaat untuk kehidupan manusia bahkan untuk pengobatan penyakit berat.

     Saat ini banyak beredar produk impor suplemen makanan kaya klorofil di Indonesia, padahal karena posisi geografisnya yang terletak di daerah tropis Indonesia memiliki potensi sumber klorofil yang besar.  Salah satunya yang terdapat dalam daun suji yang memiliki nama latin Pleomele Angustifolia ini.  Sejak dulu digunakan sebagai pewarna alami untuk makanan.  Klorofil merupakan figmen hijau yang ditemukan pada tanaman.  Klorofil ini mengubah energi matahari menjadi energi kimiawi dalam proses fotosintesis dan dengan proses yang dinamakan fotosintesis ini tumbuhan menghasilkan karbohidrat dan CO2 (siapa yang masih ingat pelajaran biologi tentang hal ini yang diajarkan waktu SMA dulu hayooo..).  Klorofil alami maupun sintetis (yang telah mendapatkan perlakuan khusus melewati bermacam proses) telah banyak diteliti berkaitan dengan aktivitas biologisnya antara lain dalam penyembuhan luka, anti peradangan bahkan dalam pencegahan dan terapi kanker.

     Dalam penggunaanya secara tradisional di masyarakat khususnya di Indonesia, daun suji digunakan dalam pengobatan beri - beri, meredakan demam dan anti radang, campuran daun suji dan parutan kelapa dapat mengilapkan dan menyuburkan rambut, getahnya untuk menebalkan rambut sedangkan akarnya konon bahkan digunakan untuk pengobatan penyakit kencing nanah.

     Dengan berbagai macam khasiat yang terkandung di dalamnya maka penggunaan daun suji dalam pembuatan makanan tentulah akan memberikan pengaruh positif pada tubuh dibandingkan pewarna kimiawi hasil industri.  Dan itulah yang menjadi alasan saya akan tetap membiarkan daun suji menjadi salah satu penghuni pekarangan rumah kendati dari sisi keindahan mungkin bentuk tanamannnya tidak semenarik tanaman hias lainnya.

TETAP OPTIMIS MENYIKAPI KEGAGALAN

Oleh : Resna Natamihardja 

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu.  Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Q.S. Al Hadid : 23)


     Pernahkan mengalami sebuah kegagalan tapi di kemudian hari kita mendapatkan 'pengganti' yang jauh lebih baik dari apa yang tidak kita dapatkan?  Saya sering...

     Saya punya sebuah cerita dari pengalaman pribadi.  Dua belas tahun silam saya dan teman saya sama - sama mengajukan lamaran kerja ke sebuah perusahaan yang terdapat di kota saya.  Setelah tes pertama yang terdiri dari tes pengetahuan umum dan tes potensi akademik, saya mendapat informasi bahwa nilai saya paling tinggi dari semua pelamar.  Tapi setelah melalui tahap wawancara dengan beberapa orang, ternyata teman saya yang mendapatkan posisi yang diperebutkan tersebut.  Mungkin karena teman ini memiliki karakter yang lebih supel dan komunikatif hingga cocok dengan posisi yang dibutuhkan.  Sesaat saya sempat kecewa bahkan menyalahkan diri dan keadaan karena kegagalan itu.

     Ternyata beberapa bulan kemudian datang kesempatan lain.  Saya mengikuti tes untuk pekerjaan saya sekarang.  Dan tanpa disangka dalam proses rekrutmen yang sebelumnya banyak diberitakan banyak praktek kotornya, saya lolos tanpa harus menempuh cara - cara curang yang merugikan orang lain.  Saya baru memahami mungkin ini rencanaNya untuk saya.  Karena di kemudian hari baru diketahui bahwa perusahaan tempat saya melamar dulu biasanya mempersulit karyawan yang akan mengikuti tes seperti yang baru saja ditempuh.

     Beberapa tahun sesudah saya bekerja, perusahaan tempat teman bekerja mengalami kemunduran sehingga melakukan rasionalisasi dengan mengurangi jumlah pekerjanya.  Sekarang teman saya menjadi full time housewife.

     Dari sisi kemandirian finansial mungkin saya lebih beruntung dari teman tersebut untuk saat ini.  Tapi kita tidak pernah bisa menilai sesuatu itu keberuntungan atau bukan hanya dengan melihat satu sisi atau hanya saat ini.  Karena dia sekarang memiliki waktu yang banyak untuk bisa mendampingi dan membimbing anak - anaknya dengan lebih leluasa.  Seperti peringatan Alloh Swt dalam Surah Al Hadid ayat 23 yang saya tulis di awal, Alloh swt tidak menyukai orang yang sombong lagi mebanggakan diri, saya hanya bisa berlindung padaNya dari segala keburukan yang mungkin terjadi dari apa yang saya jalani saat ini.

     Itu hanya satu kejadian, banyak kejadian yang lain yang karena sudah berlalu saya lupa detail ceritanya.

     Pada saat mengalami kegagalan, kita akan merasa sedih, kecewa bahkan kadang merasa semua pintu sudah tertutup.  Kita bahkan kadang iri dan memandang sinis keberuntungan yang didapat orang lain.  Kita lantas menyalahkan keadaan, merasa bahwa kesalahan orang lain menyebabkan kekurangan kita.

     Sebenarnya jika kita mau menghadapi kegagalan dengan kepala dingin, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dalam sebuah kegagalan.  Bisa jadi hikmah atau makna dari kegagalan itu yang mebuat kita lebih bijak menyikapi kehidupan atau menjadi belajar tentang cara atau strategi baru untuk mencoba lagi hingga mengubah kegagalan menjadi keberuntungan di kemudian hari.

     Q.S Al Hadid ayat 23 yang saya cantumkan di atas merupakan salah satu rujukan tentang bagaimana menyikapi kegagalan menurut Islam.

      Jadi bagaimana sebaiknya mengatasi kegagalan yang kita alami?

     Cara menyikapi kegagalan dimulai dengan mengidentifikasi faktor yang ada di dalam kendali (internal) dan faktor di luar kendali (eksternal) kita.  Adapaun pilihan langkah untuk mengatasi kegagalan adalah :
Pertama, jika faktor yang ada di dalam kendali (internal) yang menjadi penyebabnya maka kita bisa mengubah strategi dengan segala alternatif cara yang mungkin bisa diambil untuk mencapai tujuan.
Kedua, jika faktor di luar kendali (eksternal) yang menjadi penyebab kegagalan maka amati dinamika faktor luar ini, jika terjadi perubahan dalam faktor luar maka kita bisa mencoba lagi, bahkan dengan strategi yang sama dengan strategi awal.
Ketiga, kendati tidak ada lagi faktor internal yang bisa diubah atau tidak terlihat perubahan pada faktor eksternal namun kita masih memiliki semangat dan optimisme maka teruslah mencoba.  Saya pernah bertemu seorang kenalan yang lolos pada rekrutmen yang sama setelah menempuh sepuluh kali tes dan selalu gagal namun dia masih tetap bisa mempertahankan motivasinya untuk lolos, tanpa dia ketahui pada tes kesebelas terdapat dinamika pada faktor eksternal yakni adanya komitmen pelaksanaan tes yang 'bersih' dari pihak penyelenggara sehingga akhirnya lolos.  Kadang kita tidak memiliki  informasi yang sempurna tentang apa yang kita hadapi, maka jika kita masih bisa mempertahankan optimisme, teruslah berusaha, mudah - mudahan Yang Maha Kuasa menuntun kita pada keberhasilan.
Keempat, jika tak ada lagi semangat dan optimisme yang tersisa maka kita bisa berhenti sejenak untuk mengevaluasi apakah akan dilanjutkan atau tidak.
Kelima, seandainya setelah rehat untuk mengevaluasi diri dan keadaan merasa sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan, mungkin waktunya kita mencoba memaknai kegagalan dengan mengambil hikmah dibalik kegagalan tersebut dan meyakini bahwa Yang Maha Kuasa punya rencana lain yang jauh lebih indah untuk kita.  Mungkin sudah waktunya kita menetapkan target atau tujuan baru yang berbeda dari tujuan sebelumnya.

     Satu hal yang harus diyakini bahwa apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurutNya.  Dan selalu yakinlah bahwa Alloh Swt akan memberikan yang terbaik untuk kita pada waktunya selama kita memaksimalkan ikhtiar dan tak putus berdo'a.

Sunday, August 7, 2016

MAKAN SIANG DENGAN BAKAR IKAN DI RM. NINI ANTEH - TASIKMALAYA

Oleh : Resna Natamihardja

     Hari minggu lalu kami menjelajahi beberapa toko untuk mencari piyama (baju tidur) bergambar Princess Elsa atau Anna (Frozen).  Menemukan baju tidur bergambar Princess Elsa atau Anna yang sesuai keinginan putri saya ternyata tidak mudah.  Ada yang gambarnya sreg dan bahannya terasa nyaman di kulit, ukurannya tidak ada yang pas untuk putri saya.  Ada yang ukurannya pas, bahannya terkesan 'panas' ketika dipakai.  Ada yang bahannya terlihat nyaman tapi warnanya terlalu mencolok.  Macam - macam tapinya hingga akhirnya kami terpaksa berkomproni dengan keadaan, yang penting bahannya nyaman, tidak terlalu mencolok dan ukurannya pas.  Soal gambarnya yang kurang artistik kami kesampingkan dulu.

     Selesai belanja tepat waktunya makan siang.  Kami berkunjung ke sebuah rumah makan yang lokasinya sebenarnya tak terlalu jauh dari rumah.  Rumah makan ini terletak di Jalan Dewi Sartika Kota Tasikmalaya.  Dari jauh terlihat bahwa rumah makan ini memberi penekanan pada menu 'beuleum lauk' (bakar ikan) dan 'beuleum hayam' (bakar ayam), jenis menu makanan khas sunda.

     Bangunan rumah makan ini adalah sebuah rumah makan zaman baheula.  Dan dari pintu masuk terlihat bahwa penataan interior nya benar - benar dibuat selaras mengikuti bangunannya.  Bahkan furniture nya pun adalah furniture 'zaman baheula'.

     Sepertinya restauran ini sangat serius mengemas nuansa sunda zaman baheula sebagai konsep, bahkan waitress nya waktu itu mengenakan seragam kebaya batik sedangkan waiternya memakai seragam batik dengan 'iket' di kepalanya.


     Penyajian makanannya ala prasmanan, sehingga yang kita lakukan pertama kali ketika memasuki rumah makan ini adalah terlebih dahulu mengambil makanan yang terhidang di meja depan.  Disini tersedia dua pilihan nasi yakni putih dan merah.  Satu porsi nasi putih harganya empat ribu rupiah sedangkan nasi merah empat ribu lima ratus rupiah.  Menu yang tersedia cukup lengkap dari mulai bermacam tumis sayuran, bermacam sambal goreng, bermacam goreng - gorengan seperti bakwan jagung dan pekedel, berbagai masakan ayam, ikan dan telur.  Setelah itu kita membayar makanan yang kita ambil.  Jika kita ingin membeli 'beuleum lauk' atau 'beuleum hayam' yang menjadi menu unggulan disini, kita harus memsannya sekalian ketika membayar nasi dan lauk yang lain di kasir.  Ketika melihat struk nya ternyata sambal dan lalapan yang kami ambil tidak termasuk hitungan yang tertulis dalam bill, gratis.


     Setelah membayar, barulah kami memilih tempat duduk.  Bangunan rumah makan ini sepertinya tidak mengalami renovasi berarti.  Ini terlihat dari ruangannya yang lebih nampak sebagai sebuah rumah dengan ruangan seperti kamar - kamar, ruang tengah, paviliun dan dapur.  Di ruangan - ruangan tersebut terdapat beberapa kursi zaman dahulu sebagai fasilitas tempat duduk pengunjung.  kami mengambil tempat duduk di belakang yang mengarah ke pintu keluar samping.  Sepertinya di tempat ini sebelumnya terdapat kolam kecil sebagai ornamen ruangan, namun entah kenapa kolam tersebut sekarang dibiarkan kering.

     Setelah kami duduk dan menikmati makanan siap saji yang telah kami ambil terlebih dahulu, tak lama datang pesanan bakar ikan dan ayam.  Bakar ayamnya terasa ada bumbu kunyitnya namun diolesi kecap pada saat pembakaran, disajikan dengan sambal kecap pedas yang sepertinya mengandung bawang dan jahe.  Yang terasa spesial adalah bakar ikannya.  Bumbunya banyak dan meresap ke dalam daging ikan yang sebelumnya telah dikerat - kerat untuk memudahkan peresapan bumbu.  Bumbunya mengandung kunit, dibakar tanpa tambahan kecap.  Disajikan dengan sambal kecap yang sama dengan sambal kecap ayam.

     Bagi saya, rasa bakar ikan yang disajikan disini rasanya seperti bakar ikan buatan ibu saya di rumah, enak dan sangat pas di lidah.  Rasa bumbu kunyitnya menutup sempurna rasa amis yang biasanya ada pada ikan.  Tekstur ikannya kering dan lembut, tidak benyek.  Bedanya, ibu saya biasanya membuat belahan ikan seperti untuk dendeng supaya bumbu mudah meresap, disini ikannya dikerat - kerat dagingnya.

PIZZA AYAM SAUS BARBEQUE

Oleh : Resna Natamihardja

     Putri saya sudah mulai masuk Taman Kanak - Kanak tahun ini.  Dia mulai bersosialisasi lebih luas.  Salah satu dampaknya dia pun mulai mengenal makanan lain selain yang dibuat dan dibelikan ibunya.

     Seperti suatu hari tiba - tiba putri saya tiba - tiba berkata, "makanan yang dibawa temen Teteh rasanya lebih enak daripada makanan Teteh yang bibawa dari rumah."

     Saya mengernyitkan kening, "memangnya apa yang dibuat teman Teteh?"

     Dia lalu menyebutkan salah satu merk snack ball yang rasanya sangat gurih.  Snack ini bukan makanan baru, sejak saya kecil pun snack ini sudah sangat dikenal.

     "Kok, bisa tau rasanya enak Teh?"

     Dia tertawa malu, "Kan Teteh dikasih nyicip sama teman.".  Hadeuh....

     Alhasil, saya mencoba kompromi dengan keadaan.  Anak saya sesekali dibekali makanan ringan tersebut tapi dengan wejangan panjang lebar sebelumnya, bahwa makanan tersebut tidak mungkin diberikan setiap hari, hanya sesekali saja.  Untungnya dia masih okey.

     Dan di suatu akhir pekan, tiba - tiba dia mengajak cooking membuat Pizza.

     Sebenarnya dia pernah mencicipi Pizza di sebuah gerai pizza terkenal, Pizza Hut, yang ada di sebuah mall besar yang ada di kota kami.  Selama ini dia tidak pernah meminta repeat.  Kaget juga tiba - tiba dia ngajak bikin pizza bareng - bareng.  Wah, sudah tidak bisa lagi mempertahankan makanan alami untuknya.  Tapi daripada beli pizza sembarangan (karena beli pizza terkenal harganya mahal hehe...), saya terpaksa kompromi dengan keadaan,  saya iya kan ajakan membuat pizzanya.  Jika membuat sendiri, setidaknya diketahui pasti jenis dan kadar bahan yang dimasukkan ke dalam pizza nya.

     Lalu mulailah membuka - buka buku - buku resep yang sudah lama hanya menjadi pajangan lemari.  Pilihan untuk bahan pembuat dough pizza nya jatuh pada komposisi bahan yang terdapat dalam buku terbitan gramedia karya Lily T. Erwin yang berjudul Aneka Pizza Yummy and Tasty sedangkan resep dan cara membuat topping pizza nya saya create sendiri.  Saya membuat pizza yang resep dan cara membuatnya simpel sederhana dan mudah.

     Berikut resep dan cara membuat Pizza ayam Saus Barbeque ala Rumahan yang dibuat bersama dengan koki kecil saya.:

Bahan Dough Pizza :
300 gram tepung terigu protein tinggi
1 sendok teh ragi instan
1 sendok makan margarin (harusnya butter)
1 butir telur ayam
150 ml susu cair hangat (saya pilih jenis susu UHT plain)
1 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir



Bahan Topping Pizza :
Tumis ayam :
200 gram fillet ayam, potong kotak ukuran 1x1 cm
1 butir bawang bombay ukuran kecil, diiris tipis
4 siung bawang putih, cincang halus
1/4 sendok teh garam
1/4 sendok teh gula pasir
4 sendok makan minyak goreng untuk menumis

2 butir tomat ukuran kecil, diiris tipis
6 sendok makan saus barbeque untuk spagheti
80 gram keju cheddar jenis quick melt

Cara membuat dough pizza :
1.  Campurkan semua bahan kecuali susu hangat.
2.  Masukkan susu hangat sedikit demi sedikit hingga kalis.
3.   Diamkan selama 2 jam dalam wadah yang ditutupi serbet basah (di buku nya adonan hanya didiamkan 1 jam)

Cara membuat tumis ayam :
1.  Panaskan minyak, masukkan bawang putih hingga harum.
2.  Masukkan ayam, lalu tuang secangkir air.  Masukkan garam dan gula pasir, masak sampai matang.
3.  Sebelum diangkat masukkan bawang bombay, masak sampai layu.

Cara membuat pizza :
1.  Kempiskan adonan pizza yang telah mengembang, bagi dua sama rata (semua bahan pizza ini untuk 2 buah pizza).  Tipiskan berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 22 cm dalam loyang untuk cookies yang telah diolesi margarin sebelumnya.
2.  Olesi masing - masing dengan 3 sendok makan saus spagheti, letakkan tumis ayam dan tomat di atasnya.  Taburi parutan keju.
3.  Bakar dalam oven yang sudah dipanaskan sebelumnya selama kurang lebih 30 menit.

     Mungkin karena saus barbeque yang digunakan sudah mengandung rempah - rempah yang biasa digunakan dalam pembuatan pizza seperti yang ada di gerai terkenal.  Rasa enak dan aroma pizza ini gak kalah dengan salah satu yang dijual disana

     Luar biasa antusiasnya putri saya membuat makanan yang diinginkannya.  Dia mengikuti semua proses, dari mulai meratakan dough, mengoles saus, menata tomat sampai memarut keju.  Jika tidak dilarang, maunya memasukkan pizza mentah ke dalam oven pun dia lakukan sendiri.  Tapi saya hanya mengizinkannya membawa loyang pizza sampai di depan oven.

Friday, August 5, 2016

SUP SIOMAY AYAM KULIT PANGSIT

Oleh : Resna Natamihardja

     Siomay cenderung identik dengan ikan terutama ikan laut.  Namun saya tidak bisa leluasa menyajikan seafood di rumah karena bisa meningkatkan kadar asam urat papanya Naura.  Alhasil siomay di rumah kami selalu berbahan dasar ayam.  Kali ini saya ingin menyajikan sajian alternatif di rumah yakni Sup Siomay Kulit Pangsit. 
    
     Saya jarang menyajikan menu ini karena pembuatannya agak ribet.  Karena sudah lama dicatat di buku catatan resep dan tidak mencantumkan sumbernya, jadinya lupa resep ini di dapat dimana.  Yang pasti resep ini pun sudah mengalami modifikasi bahan.  Siomay yang saya buat teksturnya memang cocok untuk dibuat sup karena tidak mudah hancur dalam proses perebusan.

     Saya biasa membuat sajian ini secara bertahap, diawali dengan pembuatan siomay yang biasanya untuk disimpan di freezer untuk tiga atau empat paket untuk satu kali penyajian.  Dan membuat supnya di lain hari.

     Resep dan cara membuat siomay ayam dan kulit pangsitnya adalah sebagai berikut :





Bahan Siomay Ayam :
250 gram fillet ayam, haluskan dalam food processor
250 gram tepung tapioka
250 gram labu siam, parut
1/2 batang wortel ukuran sedang, parut dengan parutan keju
3 siung bawang putih, parut
1 butir bawang merah, parut
11/4 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir

Bahan Kulit Pangsit :
(Jika tak ingin ribet bisa menggunakan kulit pangsit siap beli yang banyak dijual di Supermarket)
100 gram tepung terigu protein tinggi
25 gram tepung tapioka
1 butir telur
1 sendok makan minyak sayur
1/2 sendok teh garam
1/2 sendok teh gula pasir
50 ml air (kurang lebih, sebaiknya dimasukkan sedikit demi sedikit dalam proses pembuatannya)

Cara  membuat Kulit Pangsit :
1.  Campur semua bahan hingga menyatu.
2.  Uleni hingga kalis, diamkan dengan ditutupi serbet kurang lebih  satu jam.

Cara membuat Siomay Ayam :
1.  Campurkan semua bahan hingga menyatu, cicipi rasanya.
2.  Bagi adonan kulit menjadi beberapa bagian, taburi masing masing dengan tepung terigu.
3.  Giling tipis adonan kulit (dengan knob nomor satu), gunting berbentuk bujur sangkar kurang lebih ukuran 6x6 cm.  Letakkan jangan sampai saling menempel, buat dulu kurang lebih untuk sepuluh buah siomay.
4.  Masukkan adonan kulit ke dalam cetakan, isi dengan kurang lebih sepertiga sendok makan adonan siomay ayam, bubuhi dengan sedikit parutan wortel.  Kukus kurang lebih 20 menit, angkat.  Lakukan sampai semua adonan isi habis.
5.  Dinginkan siomay, bagi dalam tiga atau empat bagian, kemas dalam plastik es, simpan dalam frezeer.

     Siomay ini menggunakan labu sebagai pengempuk.  Pemilihan labu ini juga membuat makanan ini mengandung bahan makanan yang lengkap, tepung, protein hewani dan sayuran.

     Sedangkan supnya kami menggunakan resep sup ayam dengan kaldu dari tulang ayam.  Resep dan cara membuat sup untuk Sup Siomay Ayam ini adalah sebagai berikut :

Bahan Sop :
400 gram tulang ayam
1 1/2 liter air
1 ruas jari jahe
1/2 ruas jari pala
1 batang seledri
1 batang daun bawang
garam secukupnya
gula pasir secukupnya

Untuk taburan :
-  bawang merah, iris tipis, goreng (atau bisa menggunakan bawang goreng siap beli yang banyak dijual di Supermarket)
-  bawang daun, diiris tipis
-  seledri, diiris tipis

Cara membuat sop :
1.  Rebus semua bahan sup dengan api kecil kurang lebih 1 1/2 jam hingga kaldunya keluar.
2.  Sisihkan tulangnya, saring kaldunya.
3.  Masak kembali supnya hingga mendidih, masukkan kembali tulang dan siomaynya.
4.  Sajikan panas - panas dengan menaburkan bahan taburan di atasnya.

    Rasa sup siomay kulit pangsit dengan tulang ayam ini akan semakin sedap jika pedas.  Dan rasa pedasnya akan lebih pas jika dihasilkan dari Sambal Goang dengan tambahan kencur. Tapi ini adalah menu keluarga jadi supnya sengaja tidak dibuat pedas.   Resep sambal goangnya bisa didapat disini.