Friday, July 15, 2016

MENJADI MANAJER RUMAH TANGGA

Oleh  :  Resna Natamihardja

      Sewaktu awal masa kuliah, pernah ada seorang dosen di tengah perkuliahan bertanya tentang cita - cita selepas kuliah.  Beliau berasumsi setiap orang yang memilih jurusan tentu karena punya cita - cita yang ingin dicapai dengan jalan kuliah di sana.  Dan saya yang sedikit melamun termasuk random sample nya.  Karena memang masuk jurusan manajemen by accident terutama atas arahan orang tua, terus terang saya belum punya bayangan ingin menjadi apa lulus kuliah nanti.  Akhirnya saya jawab asal, " Jadi manajer rumah tangga pak...".  Yang mengundang tawa rekan se ruangan dan senyum dosen yang bertanya.

     Alhamdulillah, sepertinya jawaban saya dicatat dan dikabulkan Yang Maha Kuasa, saya akhirnya berhasil menggapai cita - cita menjadi manajer rumah tangga.

     Selama menjalani status sebagai pengelola rumah tangga, saya adalah manajer segala urusan di rumah.  Sebagai manajer, saya mempunyai cukup keleluasaan dalam mengeksplorasi banyak hal.

     Meski menjadi mahasiswa jurusan manajemen karena diarahkan orang tua, dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, apa yang saya dapat selama kuliah bisa memagari saya dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang berkaitan dengan perencanaan keuangan seperti menentukan prioritas keuangan, melakukan investasi, mengambil kredit dan lain - lain.

     Setelah menikah, keputusan melakukan investasi atau mengajukan kredit sekalipun nilainya kecil harus dengan persetujuan suami sebagai pemimpin rumah tangga.  Untuk mendapat persetujuan suami, saya biasanya harus 'ekspose' menjelaskan banyak segi tentang investasi atau kredit yang akan diambil.

     Di masa sekarang ini, jenis investasi untuk rumah tangga semakin banyak jenisnya, selain properti atau emas, ada produk keuangan seperti reksadana misalnya.  Sebelum melakukan presentasi di hadapan suami, saya biasanya melakukan 'studi pustaka' tentang jenis investasi tersebut (kebanyakan cukup dengan browsing di internet hehe...) lalu survey lapangan (tanya langsung ke pihak lembaga keuangan atau orang yang pernah melakukan sebelumnya tergantung jenis investasinya).  Alhamdulillah, dari sekian banyak investasi yang pernah dicoba tidak ada yang sampai mengalami kerugian.

     Demikian pula saat akan mengajukan kredit, selain harus dipastikan tujuan pengambilan kredit (yang pasti jangan sekali - kali mengambil kredit untuk kebutuhan konsumsi), harus dipertimbangkan jenis kredit yang diambil.   Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil kredit.

     Beberapa pengalaman dalam mengelola keuangan rumah tangga yang akan menjadi cerita di Sub Chapter Finance ini.

   

No comments:

Post a Comment