Wednesday, July 20, 2016

LEBARAN DI BANDUNG 2 : MENGUNJUNGI TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA BANDUNG

Oleh : Resna Natamihardja

     Setelah 'menyelesaikan' hari pertama mengikuti acara lebaran bersama keluarga besar suami.  Hari kedua adalah acara keluarga kecil kami.  Kami memutuskan berjalan - jalan keliling Bandung.  Rencana awalnya mengunjungi 'obyek wisata gratis' di sekitar Bandung, melihat taman - taman yang terkenal karena pemberitaan di media.  Tujuan pertama kami sebenarnya adalah alun - alun Bandung, tapi di perjalanan rencana kami berubah.

      Putri saya tiba - tiba tertarik dengan kerumunan banyak orang di Taman Lalu Lintas yang kami lewati dan bertanya, " Tempat apa ini?"

     Kami menjelaskan bahwa itu adalah Taman Lalu Lintas.

     " Tempat apa Taman Lalu Lintas?"

     Meski tak yakin benar dengan perkiraan sendiri, saya menjawab, " tempat belajar berlalu lintas... tentang peraturan dan rambu - rambu lalu lintas..."

     Untungnya bayangan saya tidak terlalu meleset.

     Setelah membayar harga tiket tanda masuk sebesar delapan ribu rupiah per orang, kami masuk ke dalam taman.  Saya melihat banyak orang dengan membawa putra putrinya memanfaatkan fasilitas sarana permainan yang terdapat di tempat tersebut.  Banyak juga yang memanfaatkan tempat wisata tersebut untuk makan bersama dengan menggelar tikar.  Kami berkeliling mencari sarana bermain yang bisa dipergunakan,mungkin karena pengunjung yang membludak memanfaatkan waktu libur lebaran, nyaris tak ada tempat permainan yang kosong.

     Akhirnya anak saya memanfaatkan tempat memanjat berbentuk bulat untuk bermain, itupun tak lama.  Kemudian dia menanyakan tempat belajar berlalu lintas seperti jawaban saya sebelumnya.

     Yang saya temukan adalah rangkaian contoh rambu lalu lintas seperti yang terlihat dalam foto yang saya tampilkan dalam cerita ini.  Wah, ternyata ada beberapa rambu lalu lintas yang tidak bisa saya jelaskan padanya.
  
     Disana kami melihat pengumuman bahwa guide disediakan untuk anak - anak yang datang secara berombongan.  Yah, jadi kami harus menjelaskan sendiri semampu kami rambu - rambu lalu lintas yang ada di sana.  Karena hari semakin siang, menjelang jam 12 waktunya jam makan siang kami pun meninggalkan taman lalu lintas.

     Ternyata meski saya tak mampu mengajarkan secara paripurna semua
rambu yang ada di taman lalu lintas.  Ternyata di perjalanan pulang putri saya mulai aware dengan lambang lalu lintas yang dia lihat di pinggir jalan.  Dia mulai menunjuk - nunjuk, " Tuh, tulisan P dicoret merah.......artinya gak boleh parkir di situ papa."

     Meski hampir setiap akhir pekan kami jalan - jalan, tak pernah terfikir mengajari anak tentang rambu lalu lintas yang ada di pinggir jalan, ternyata dia malah jadi tahu beberapa hal tentang lalu lintas dari momen tak disengaja.

     Hmmm..ternyata pengalaman berkunjung ke taman lalu lintas bermanfaat juga untuk menambah pengetahuan anak.  Dua tahun saya pernah berdomisili di Bandung tak pernah sekalipun terfikir masuk ke dalamnya.  Perkiraan saya taman tersebut hanyalah untuk acara anak - anak dari sekolahnya masing - masing.  Bahkan ada teman saya dulu menjelaskan kalaupun ada pengunjung keluarga, kebanyakan yang berkunjung ke taman lalu lintas adalah 'orang daerah'.  Eh, bukannya saya juga memang bukan warga Bandung ya?  Betul juga teman saya, saya kan orang daerah lain yang sedang berkunjung ke Bandung hehe....

1 comment: