Monday, July 4, 2016

KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN

Oleh  :  Resna Natamihardja

     Semula catatan ini ingin saya beri judul dengan kalimat awal " KATA BAPAK SAYA ", seperti ungkapan yang terkenal melalui sebuah sinetron komedi yang ditayangkan di sebuah televisi swasta pada setiap sore hari.  Tapi karena catatan ini saya masukkan dalam chapter kontemplasi, akhirnya ungkapan itu tidak jadi saya rangkaikan dalam kalimat awal judul tulisan ini.

     Melihat jalanan sepanjang pusat pertokoan di kota saya macet, penuh dengan kendaraan dan orang yang berlalu lalang, saya malah teringat ucapan almarhum ayah saya belasan tahun silam.

    Setiap menjelang lebaran, setiap karyawan pasti akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya.  Biasanya jumlahnya adalah satu kali gaji bulanan untuk karyawan swasta.  Dan tahun ini mengkonversi tradisi kenaikan gaji yang biasa dilakukan pemimpin sebelumnya,  Pegawai Negeri Sipil pun mendapatkan gaji ke 14 sebesar satu kali gaji pokok sebagai Tunjangan Hari Raya.

     Alhasil penuhlan pusat perbelanjaan dengan orang - orang yang ingin membeli barang - barang untuk 'menyambut' lebaran di penghujung bulan ramadhan ini.

     Ayah saya sudah berpulang lebih dari delapan tahun silam.  Seingat saya nasihat ini belaiu sampaikan ketika pertama kali saya mulai bekerja selepas menuntaskan pendidikan sekitar enam belas tahun silam.  Waktu itu saya belajar bekerja di sebuah pusat perbelanjaan dan menjelang lebaran saya mendapatkan THR.

     Saya tanyakan ayah ibu saya ingin dibelikan apa untuk 'hadiah' lebaran.  Ibu waktu itu menjawab mukena, sedangkan ayah memberikan jawaban tak terduga yang sampai saat ini membuat saya kerap menitikan air mata jika mengingatnya.  Saat itu ayah saya kurang lebih menjawab begini jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, " Terima kasih Teteh sudah punya niat ingin memberikan hadiah buat Bapak...Bapak tak ingin dibelikan apa - apa...Sekarang Teteh bisa memenuhi kebutuhan sendiri nilaianya bagi Bapak sudah sama  dengan memberi buat Bapak....Belikan saja untuk kebutuhan Teteh...Tapi ingat jangan membeli mengikuti hawa nafsu, jangan cuma mengikuti keinginan...Pikirkan baik - baik benarkah itu yang kita butuhkan."

     " Tak perlu belajar untuk menghabiskan uang, pasti bisa dengan sendirinya...yang harus dipelajari itu mengendalikan diri untuk tidak selalu mengikuti keinginan.  Membeli itu dasarnya kebutuhan bukan keinginan."

     Ayah saya mememang mengajari anak - anaknya sejak kecil untuk hidup hemat.  Kami anak - anaknya diajari punya tabungan sejak dini.  Tapi kali ini yang saya gunakan bukan lagi uang dari ayah saya, tapi hasil kerja saya.  Di saat yang tepat ayah saya memberikan nasihatnya.  Alhamdulillah  nasihat itu masih kerap mampu menuntun saya dalam bersikap terutama dalam menentukan prioritas dalam membeli barang konsumsi.

     Tahun ini, setelah menyisihkan dua setengah persen untuk zakat penghasilan, barulah saya mempertimbangkan barang - barang apa yang akan saya beli untuk diri sendiri dan keluarga maupun beragam bingkisan (baik yang berkategori sedekah maupun hadiah) untuk orang - orang di sekitar saya.

No comments:

Post a Comment