Oleh : Resna Natamihardja
Setelah sekian lama blog ini 'terabaikan' tiba tiba terbersit keinginan mengisinya kembali, sekedar berbagi pemikiran dan pengalaman selama ini. Jika dulu saya memulai blog ini dengan status masih 'baru' seorang istri, sekarang saya juga sudah menyandang status sebagai seorang ibu.
Setelah sekian lama blog ini 'terabaikan' tiba tiba terbersit keinginan mengisinya kembali, sekedar berbagi pemikiran dan pengalaman selama ini. Jika dulu saya memulai blog ini dengan status masih 'baru' seorang istri, sekarang saya juga sudah menyandang status sebagai seorang ibu.
Sebelum melanjutkan tulisan tentang 'cooking experience' saya ingin mencatat beberapa hal. Berawal dari semangat menyajikan makanan 'aman' untuk anak, saya bertekad 'bisa' membuat apapun yang disukai anak. Hal yang paling saya upayakan adalah resep tanpa tambahan food additive seperti pengawet, pengembang, pengenyal dan penyedap kimiawi.
Saya ingin meminimalisasi penggunaan bahan-bahan tersebut. Disadari bahwa hampir tidak mungkin membuat makanan seratus persen alami mengingat bahan yang dipergunakan dalam proses pembuatannya adalah produk hasil industri. Tapi setidaknya dalam proses pembuatan produk akhir hingga menjadi makanan siap disantap di rumah tidak lagi ditambahkan bahan tambahan tersebut.
Memasak sendiri merupakan salah satu upaya mengurangi kekhawatiran tentang kualitas jajanan yang dikonsumsi. Jujur saja, apa yang disampaikan media tentang pembuat makanan yang tidak bertanggung jawab dengan 'kemanan' makanan yang dibuatnya, seperti penambahan bahan bahan yang bukan untuk makanan menimbulkan rasa was was jika membiarkan anak mengkonsumsi jajanan sembarangan. Meski sedihnya ketika menyadari tak setiap saat bisa menyajikan makanan buatan sendiri untuk anak saya. Saya hanya bisa menghibur diri dengan ungkapan, "saya hanya berikhtiar..."
Saya bersyukur dalam proses awal pengenalan makanan padat untuk anak saya sejak usia 6 bulan saya selalu menyajikan makanan homemade yang plain (tanpa rasa) hingga usia 13 bulan. Mungkin itu yang menyebabkan di usia nya menjelang 5 tahun sekarang dia masih relatif mudah menerima makanan buatan ibunya di rumah.
Bahkan jika dia dilibatkan dalam proses memasak dia terlihat antusias dan gembira. Dia ingin selalu mencicipi. Hal yang paling membuat bahagia adalah ketika saya memintya penilaian atas makanan yang kami bersama buat, dia menjawab dengan senyum manisnya, "enak dong kalo Mama yang bikin....". Terima kasih ya sayang............
Mudah - mudahan yang saya catat disini bisa bermanfaat bagi orang lain. Happy cooking !!!
No comments:
Post a Comment